STP Mataram Gembleng 30 Pengelola Homestay Desa Tetebatu Secara Gratis

STP Mataram
Ketua STP Mataram, Halus Mandala (kiri) saat memberi pemaparan di hadapan para peserta pelatihan (kanan).

LOMBOK TIMUR, LOMBOKTODAY.CO.ID – Komitmen Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Mataram dibuktikan pada Rabu (22/9/2021) menggembleng pengelola homestay yang ada di Desa Wisata Tetebatu, Kecamatan Sikur, Kabupaten Lombok Timur (Lotim), Provinsi NTB.

Tahap pertama, STP Mataram menggembleng hampir 30 pemilik dan pengelola homestay di Desa Tetebatu, bidang management pengelolaan homestay. Peningkatan kapasitas SDM (Sumber Daya Manusia) pemilik homestay ini diberikan secara cuma-cuma alias gratis.

‘’Tidak cukup sampai di sini, kami siap membantu pelaku kapan saja dan apa saja untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM) rekan-rekan pelaku,’’ kata Ketua STP Mataram, Halus Mandala berkomitmen.

Di tahap awal ini, lanjut Halus Mandala, peserta akan digembleng dengan materi front office (pelayanan tamu di kantor depan) dan house keeping dari 11 target materi bahasan yang direncanakan. Dua materi ini penting disampaikan untuk meningkatkan layanan (service) kepada wisatawan.

‘’Kata orang bijak, kesan pertama harus menggoda. Setelah itu tamu akan betah dan berkesan. Ini yang akan membuat wisatawan datang lagi dan datang lagi. Tentu masih banyak yang ingin kami bagi untuk meningkatkan layanan wisatawan. Dan kami siap membantu,’’ ujarnya.

Setelah membuka pelatihan, Halus Mandala juga menekankan pentingnya kehadiran stakeholders (baca, phentahelik) lain. Kehadiran penthahelik ini akan menjadikan kawasan desa wisata ini jadi lebih sempurna. ‘’Kita tidak bisa berjalan sendiri. Pemerintah, tokoh masyarakat, pelaku, akademisi dan media misalnya. Kehadirannya menjadi penting untuk meningkatkan kualitas desa wisata atau destinasi. Kehadiran akademisi di sini adalah untuk memfasilitasi dan berbagi ilmu,’’ ungkap Halus Mandala lebih rinci.

Pelatihan management homestay ini disambut antusias pengelola rumah tinggal (homestay) di Desa Tetebatu. Hampir 30 peserta yang hadir meyakini wawasan dan pengetahuan tentang dua hal dimaksud sangat dibutuhkan kalangan pengelola homestay. Selama ini pelayanan wisatawan yang berkunjung ke Tetebatu masih bersifat layanan wisatawan ala kampung. ‘’Wawasan ini menjadi penting dan sangat kami butuhkan untuk meningkatkan layanan wisatawan,’’ kata salah seorang peserta pelatihan, Jaya.

Wawasan tentang layanan di kantor depan, menjadi penting karena berperan sebagai pemberi informasi. Informasi awal akan diperoleh wisatawan di front office. ‘’Sikap kita menghadapi tamu dan melayaninya dengan baik tanpa harus meninggalkan tradisi lokal tetap menjadi penting untuk dibahas dan diskusikan,’’ ujarnya. Pengakuan Jaya, selama ini pengelola homestay di Tetebatu berjalan alami. Biasa-biasa saja. Wawasan tentang management homestay ini, dapat meningkatkan greget atau semangat menjalankan usahanya lebih baik lagi. ‘’Selama ini kami Lomboq-Lomboq aj (lurus lurus aj…) gimana layaknya orang desa-lah. Tetapi dengan penambahan wawasan ini kami jadi tambah percaya diri mengelola usaha kami. Kalaupun kami harus ikuti pelatihan yang resmi pasti butuh biaya besar,’’ ungkap Jaya bersyukur.(Sid)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *