SMPN 2 Selong Belum Terima Edaran

Kepala SMPN 2 Selong, Nurwahyuni. (Foto: Syamsurrijal/Lomboktoday.co.id)

‘’Terkait Pembatalan Penggunaan Dana BOS Yang Dipergunakan untuk Menonton Film Merariq’’

LOTIM, Lomboktoday.co.id – Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 2 Selong, Lombok Timur, mengaku belum menerima surat edaran mengenai pembatalan penggunaan dana Biaya Operasional Sekolah (BOS), yang telah dipergunakan untuk menonton film Merariq, sebesar Rp15 ribu per siswa.

Kepala SMPN 2 Selong, Nurwahyuni. (Foto: Syamsurrijal/Lomboktoday.co.id)
Kepala SMPN 2 Selong, Nurwahyuni. (Foto: Syamsurrijal/Lomboktoday.co.id)

Tapi, di sisi lain, para siswa SMPN 2 Selong telah menonton film Merariq di Mini Mall Selong beberapa waktu lalu. Sehingga, hal ini bertentangan dengan pernyataan Kepala Dinas Dikpora Lotim, Mahsin yang menyatakan bila sekolah-sekolah belum menerima tiket/karcis dan menonton film Merariq. Mengingat pihaknya terlebih dahulu membatalkan penggunaan dana BOS itu untuk menonton film Merariq tersebut.

‘’Yang jelas, kami belum menerima surat edaran pembatalan penggunaan dana BOS tersebut, bahkan guru dan siswa kami juga telah menonton film Merariq itu,’’ kata Kepala SMPN 2 Selong, Nurwahyuni kepada wartawan di ruang kerjanya, Jumat (20/3).

Nurwahyuni mengakui, sebelumnya memang pihaknya menerima edaran dari Dinas Dikpora Lotim mengenai penggunaan dana BOS untuk menonton film Merariq itu, dengan membelikan tiket/karcis untuk masing-masing siswanya sebesar Rp15 ribu. Tapi, dengan adanya pembatalan ini, menurut dia itu sangat bagus dan pihaknya mendukung kebijakan dinas tersebut. Lebih-lebih pihaknya sampai saat ini belum menyerahkan uang pembayaran tiket/karcis film Merariq yang diambilkan dari dana BOS.

‘’Sangat bagus kalau dari dinas membatalkan penggunaan dana BOS untuk menonton film Merariq itu, karena kami belum menyerahkan pembayarannya ke dinas. Kami memang sangat membutuhkan dana BOS itu untuk peningkatan mutu pendidikan di sekolah ini,’’ ungkapnya.

Disinggung mengenai film Merariq itu, apakah layak atau tidak di tonton oleh siswa SMP, yang didalamnya terdapat adegan kurang pas untuk di tonton oleh siswa SMP, Nurwahyuni enggan mengomentarinya.(SR)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *