Gubernur NTB Terima Ketua Yayasan Damandiri

Sekretaris Daerah NTB, H Muhammad Nur saat membuka pertemuan Asosiasi Fakultas Kedokteran Hewan Indonesia (AFKHI) dan Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PB PDHI).
Gubernur NTB, TGH M Zainul Majdi saat menerima Ketua Yayasan Dana Sejahtera Mandiri (Damandiri), Prof Dr Haryono Suyono.
Gubernur NTB, TGH M Zainul Majdi saat menerima Ketua Yayasan Dana Sejahtera Mandiri (Damandiri), Prof Dr Haryono Suyono.

MATARAM, Lomboktoday.co.id – Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), Dr TGH M Zainul Majdi menerima Ketua Yayasan Dana Sejahtera Mandiri (Damandiri), Prof Dr Haryono Suyono, Jumat (30/10).

Dalam silaturrahminya yang singkat dengan gubernur NTB itu, Suyono menjelaskan, pada minggu terakhir bulan September 2015 lalu, Program Pembangunan Abad Millenium (MDGs) secara resmi dianggap berakhir.

Melalui sidang PBB di New York yang dihadiri wakil-wakil  dari 193 negara anggota, diputuskan kelanjutan  Pembangunan Abad  Millenium MDGs itu melalui kesepakatan Program Pembangunan Global dengan sasaran yang lebih komprehensif sustainable development goals (SDGs) untuk masa lima belas tahun yang mendatang.

Program ini, lanjutnya, menempatkan pengentasan kemiskinan dan bebas dari kelaparan sebagai sasaran utama. Pada tahu 2030, penduduk dunia diharapkan bebas sama sekali dari kemiskinan dan kelaparan alias angka kemiskinan dan kelaparan sama dengan nol.

‘’Melalui SDGs kita harus pandai membaca dan mengembangkan strategi operasional yang memberi kesempatan yang lebih banyak kepada keluarga miskin, keluarga dengan ekonomi rendah untuk lebih dulu diberi kesempatan dan menikmati partisipasi dalam pembangunan melalui pemberdayaan,’’ katanya.

Melalui pertemuan di ruang kerja gubernur NTB itu, ia berharap gubernur dapat mendukung rencana penerapan dan optimalisasi program Posdaya di Provinsi NTB, sebagai wujud kelanjutan MDGs.

‘’Kami membutuhkan dukungan dari Pemerintah Provinsi NTB untuk melaksanakan program Posdaya. Bentuk dukungan tersebut tidak harus dalam bentuk anggaran, tapi bisa dalam bentuk kebijakan. Tidak semua program membutuhkan anggaran, misalnya anak miskin yang ingin sekolah, di sini diperlukan komitmen dari kepala sekolah untuk mau menerima anak miskin memperoleh sekolah gratis,’’ harap mantan Menko Kesra Kabinet Reformasi Pembangunan itu.

Mantan kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) yang terkenal dengan program Keluarga Berencana di era Presiden Soeharto itu mengajak gubernur NTB dalam kurun waktu tiga tahun ke depan untuk mengoptimalkan penerapan program Posdaya, program yang fokus kepada pendampingan dan penguatan terhadap keluarga miskin dalam upaya mencapai peningkatan kesehatan, pendidikan, dan kesejahteraan.

Melalui program yang menyasar masyarakat miskin dengan melatih mereka untuk bekerja ini, diharapkan dalam kurun waktu 15 tahun yang akan datang akan dapat terwujud kemiskinan nol, kelaparan nol serta kesenjangan sosial yang menyempit.

Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) sejatinya merupakan suatu wadah yang disebut Suyono sebagai nonformal koordinated, yang mengintegrasikan semua kegiatan sektoral yang sudah ada maupun yang akan dilaksanakan. Disitu bisa terdapat Posyandu, lembaga bimbingan belajar, TPQ/TPA, hingga pembinaan untuk menciptakan unit usaha kecil yang baru bagi masyarakat.

Sementara dalam pelaksanaannya, nanti akan melibatkan perguruan tinggi yang akan mendampingi kelompok/keluarga subyek yang telah ditentukan menjadi sasaran pendampingan (difokuskan pada keluarga miskin). Harapannya, keluarga yang telah mendapatkan pendampingan ini nantinya akan lebih sejahtera, lebih berpendidikan dan mandiri.

Menanggapi itu, gubernur sangat menyambut baik dan memberi apresiasi yang positif. Posdaya, katanya merupakan suatu program yang bisa berpadu dan saling melengkapi dengan program pemerintah yang ada.

Berbicara mengenai program Pemerintah NTB, di bidang pendidikan misalnya, pihaknya telah melaksanakan  program BSM (bantuan untuk siswa miskin, di bidang kesehatan ada program aksi seribu hari (ashar), yang menyasar 30 ribu ibu hamil di 300 desa di NTB.

Program ini adalah integrasi dari prog akino dan gerakan nasional sadar gizi serta gerakan nasional seribu hari pertama kehidupan. ‘’Intinya, saya akan dukung segala sesuatu yang akan membawa kebaikan bagi masyarakat,’’ ungkapnya.(ar/dra/ltd)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *