Ikut MUFFEST 2020, Bukti Kain Tenun NTB Punya Daya Tarik Tersendiri

Ketua Dekranasda NTB, Hj Niken Saptarini Widyawati foto bersama pada acara Muslim Fashion Festival (MUFFEST) 2020, di Hall Cendrawasih Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Minggu (23/2).
Ketua Dekranasda NTB, Hj Niken Saptarini Widyawati foto bersama pada acara Muslim Fashion Festival (MUFFEST) 2020, di Hall Cendrawasih Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Minggu (23/2).

Oleh: Abdul Rasyid Z. / Lalu Mandra Setiawan |

JAKARTA, LOMBOKTODAY.CO.ID – Berkembangnya tren modest wear di Indonesia, membuat busana muslim menjadi komoditas industri yang cukup potensial untuk menguasai pasar lokal dan internasional. Pangsa pasar busana muslim di Indonesia yang sangat besar, dinilai menjadi modal penting dalam mewujudkan NTB sebagai pusat fashion muslim di Indonesia.

Ketua Dekranasda NTB, Hj Niken Saptarini Widyawati pada acara Muslim Fashion Festival (MUFFEST) 2020, di Hall Cendrawasih Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Minggu (23/2) menyebut keikutsertaan tenun NTB di ajang Festival busana berskala nasional seperti MUFFEST, dinilai sangat efektif, dan menjadi bukti bahwa kain tenun NTB memiliki daya tarik tersendiri di kalangan pelaku fashion.

Menurut Hj Niken, Tenun NTB mampu bersaing di kancah nasional. Karena itu, pihaknya kini terus menggencarkan pemberdayaan serta pengembangan produk tenun bagi para pengerajin di NTB. Apalagi, lanjut Hj Niken, di tahun 2025 Indonesia akan ditargetkan menjadi kiblat fashion muslim dunia. ‘’Kami sudah mempersiapkan diri dengan memberi pelatihan kepada para pengerajin tenun, penjahit, desainer dan pemilik modal, sebagai langkah pemesanan tenun NTB ready to wear menuju pusat fashion muslim dunia,’’ katanya.

Istri Gubernur NTB itu berharap agar para desainer lokal maupun nasional mulai memperhatikan tenun tradisional, serta menjadikannya sebagai busana siap pakai di keseharian.

Kain tenun, kata Hj Niken, ke depan harus mampu ditampilkan dalam wujud busana muslim bergaya ready to wear dengan gaya yang elegan dan kekinian. ‘’Brand mode tenun NTB sedang kami rencanakan bersama desainer, agar nantinya bisa digunakan oleh semua lapisan masyarakat dengan nyaman,’’ ujarnya.

Sementara itu, desainer kawakan, Irna Mutiara mengaku memilih tenun NTB sebagai bahan baku busananya ke ajang muslim Fashion Festival kali ini, karena kekhasan yang dimilikinya. ‘’Mengapa saya ambil tenun NTB? Karena materialnya sangat tebal, nyaman untuk busana ready to wear, dengan model busana muslim. Tenun NTB juga memiliki motif unik yang selalu mengangkat budaya setempat berbeda. Misalnya saja, tenun Sukarara Lombok, Tenun Sasambo, Sandikala hingga Tebe Nggoli di Bima,’’ katanya.

Pada ajang MUFFEST ini, kata Irna, ia mengangkat tema Mandalika yang disesuaikan dengan tema utama sustainable. Di mana, sisa rajutan kain dari para penenun lokal, digunakan kembali untuk dirancangnya sebagai selendang, manset jilbab hingga sarung tangan. ‘’Busana muslim ready to wear ini simple namun elegant, didominasi warna-warna pastel, dusty pink, hijau mint dan putih bercorak unik variatif,’’ ujarnya.

Pada ajang MUFFEST 2020, selain rancangan karya Irna Mutiara berbahan dasar kain Tenun NTB, juga menampilkan rancangan dari 117 desainer kenamaan Indonesia lainnya, seperti Ivan Gunawan, Itang Yunasz, serta Hannie Hananto.(Sid)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *