Hj Niken Minta Orang Tua Bersabar Didik Anak di Masa Pandemi

Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi NTB, Hj Niken Saptarini Widyawati (tengah) saat menjadi narasumber dialog dengan tema ‘’Perlindungan Anak di Masa Pandemi’’, di Studio TVRI NTB, Senin (10/8).
Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi NTB, Hj Niken Saptarini Widyawati (tengah) saat menjadi narasumber dialog dengan tema ‘’Perlindungan Anak di Masa Pandemi’’, di Studio TVRI NTB, Senin (10/8).

Oleh: Abdul Rasyid Z. |

MATARAM, LOMBOKTODAY.CO.ID – Anak-anak terdampak secara langsung akibat perubahan lingkungan dan disrupsi di berbagai sektor selama Pandemi Covid-19, termasuk di dalamnya sistem pendidikan, layanan perlindungan anak, kehidupan ekonomi keluarga, hingga perubahan interaksi sosial dalam masyarakat tempat mereka bertumbuh.

‘’Orang tua harus bisa menjadi guru, harus bisa mengawasi, mengajarkan, serta melihat anak-anak menyelesaikan tugasnya,’’ kata Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi NTB, Hj Niken Saptarini Widyawati saat menjadi narasumber dialog dengan tema ‘’Perlindungan Anak di Masa Pandemi’’, di Studio TVRI NTB, Senin (10/8).

Pandemi Covid-19 ini, kata Hj Niken, menguji manusia dari segala penjuru. Terutama menguji kesabaran orang tua. Sabar untuk menjadi guru serta sabar menjadi teman bermain untuk anak-anak semua. Tentunya, hal tersebut butuh banyak dukungan dari seluruh pemangku kepentingan. ‘’Saya berharap, tuan guru, tokoh agama, serta pendakwah kita, tetap meningkatkan topik tentang penting dan berkahnya sebuah kesabaran,’’ ujarnya.

Sebagai seorang ibu, lanjut Hj Niken, tentu semua pihak ingin sekolah secepatnya dibuka. Tapi, itu semua tidak mudah, perlu banyak pertimbangan. Jangan sampai lantaran sekolah dibuka, anak-anak yang seharusnya mendapatkan pendidikan yang baik, malah terpapar Covid-19. ‘’Sebagai orang tua, kita butuh kesabaran yang paripurna. Sabar menjadi guru, sabar memberikan agenda kepada mereka, serta tidak jarang kita harus bersabar ketika menjadi teman bermain mereka,’’ katanya.

Peran PKK di Masa Pandemi

PKK Provinsi NTB sejak awal berpartisipasi dalam menangani Covid-19. Untuk masalah anak sendiri, PKK Provinsi NTB telah melakukan gerakan maskerisasi kepada anak. ‘’Jangan sampai kita sebagai orang tua pakai masker, anak-anak kita lupa dipakaikan masker,’’ katanya.

Sampai sekarang, PKK Provinsi NTB masih aktif menyosialisasikan kepada orang tua tentang bahaya Covid-19 terhadap anak, terutama kepada balita. Jangan sampai anak-anak yang masih balita dibawa berlama-lama di luar rumah. ‘’Untuk anak yang masih balita, kami sangat sarankan untuk tidak keluar rumah, karena belum bisa pakai masker. Itu semua harus konsisten dilakukan demi keselamatan anak kita,’’ ujarnya.

Tidak hanya itu, PKK Provinsi NTB juga mengarahkan agar TP PKK Kabupaten/Kota sampai ke tingkat desa/lurah untuk memberikan perhatian yang masksimal, baik terhadap pencegahan dan penanganan Pandemi Covid-19. Termasuk di antaranya; melakukan penyuluhan, pemberian masker, serta mengedukasi anak-anak terkait protokol kesehatan.

‘’Selama pandemi ini, tidak ada Posyandu yang bisa dibuka, metodenya berbeda, tidak ada pelayanan kesehatan secara terpusat. Tetapi, kader yang langsung mendatangi warga yang membutuhkan layanan Posyandu tersebut. Anak-anak adalah warisan kita untuk dunia dan peradaban masa mendatang, tanggung jawab kita adalah memberikan anak-anak sepenuhnya hak mereka untuk bisa tumbuh, untuk bisa bahagia, untuk bisa sejahtera dan mendapatkan pendidikan, kesehatan serta lingkungan yang baik untuk pertumbuhan mereka,’’ katanya.

Sementara itu, Joko Jumadi, selaku Ketua Bidang Hukum dan Advokasi Lembaga Perlindungan Anak Provinsi NTB setuju dengan apa yang telah disampaikan oleh Ketua TP PKK Provinsi NTB tersebut. Menurutnya, Pandemi Covid-19 ini benar-benar menguji kesabaran orang tua. ‘’Kesabaran orang tua benar-benar diuji. Biasanya, sejak pagi mengantarkan anak ke sekolah, sekarang setiap hari, selain mengurus rumah tangga, orang tua dituntut menjadi guru untuk anak-anak mereka,’’ katanya.

Di sisi lain, kedekatan dengan orang tua, anak-anak ini bisa semakin nyaman. Tapi, kenaikan kekerasan terhadap anak naik sampai 50% terutama kekerasan seksual. Itu semua tak bisa dilepaskan dari maraknya penggunaan teknologi berbasis daring. ‘’Pandemi ini menambah kekerasan terhadap anak, sebagian besar berkaitan dengan dunia gadget,’’ ujarnya.

Di tengah Pandemi Covid-19 ini, kata Joko, hampir semua hal bisa dilakukan melalui metode daring. Mau tidak mau dan suka tidak suka, banyak orang dipaksa untuk menggunakan gawai. Selanjutnya, tugas orang tua adalah untuk mengawasi. Tapi, yang harus digarisbawahi pengawasan orang tua harus menghindari pendekatan kekerasan. ‘’Dunia anak ini adalah dunia bermain, ini menjadi tantangan tersendiri bagi orang tua. Orang tua dituntut kreatif. Tidak hanya memberikan anak-anak makan, tapi juga harus bisa menjadi teman bermain anak-anak kita sendiri,’’ katanya.(Sid)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *