Bahas Tanah MotoGP, Kabinda NTB dan Tokoh Adat Gelar Musyawarah

Kabinda NTB, Ir Wahyudi Adisiswanto didampingi tokoh adat, tokoh masyarakat, pemilik tanah dan pihak ITDC.
Kabinda NTB, Ir Wahyudi Adisiswanto didampingi tokoh adat, tokoh masyarakat, pemilik tanah dan pihak ITDC.

Oleh: Abdul Rasyid Z. |

LOTENG, LOMBOKTODAY.CO.ID – Persoalan tanah Kuta untuk MotoGP yang belum tuntas dimusyawarahkan oleh pemilik tanah, tokoh masyarakat, tokoh adat, ITDC dan Kabinda NTB, di kediaman salah seorang tokoh masyarakat Lombok Tengah (Loteng), HL Putria, kemarin.

Kabinda NTB, Ir Wahyudi Adisiswanto mengharapkan agar para pemilik tanah membuat matriks masing-masing satu tuntutan. Matriks tersebut dengan membuat daftar nama dan tabel nama obyek dan tuntutan. Misalkan ada 50 orang terdaftar pemilik tanah, maka 50 ini akan diselesaikan satu per satu. Sementara yang lain di luar 50 tidak perlu ikut campur dan mohon minggir demi adat dan budaya Sasak yang dijunjung tinggi.

Tujuannya agar lebih fokus dan menghindari provokasi dari pihak yang tidak berkepentingan. Hal ini disambut baik para peserta musyawarah yang dimediasi oleh Laskar Sasak.

Di awal pertemuan, Kabinda NTB, Wahyudi Adisiswanto mengingatkan pentingnya adat budaya yang telah mengakar. Karena harus diwaspadai desain asing untuk terus menciptakan konflik di tengah masyarakat Indonesia. Bagi salah seorang pemilik tanah, selama tidak dibayar tanah yang dimilikinya, dia tak akan pernah mengosongkan lahannya.  ‘’Biar bagaimana pun tetap akan saya pertahankan selama belum dibayar,’’ tegas Lalu Arifin Tomi.

Kabinda NTB menyatakan, persoalan tanah Kuta ini bisa diselesaikan dengan baik. ‘’Jangan sampai ada yang meninggal, ada yang sakit saja kita ikut sakit merasakannya,’’ katanya sembari menjelaskan bahwa semua aspirasi dan masukan dari pemilik tanah, dicatat dan diakomodir termasuk beberapa hal yang menyangkut solusi. Karena hal tersebut akan dilaporkan ke Kepala BIN dan Presiden RI, Joko Widodo.

Datu Sile Dendeng, HL Putria mengharapkan pembahasan tanah Kuta ini bisa diselesaikan dengan musyawarah dan mengedepankan kearifan lokal. Apalagi Putria sudah hafal di luar kepala persoalan tanah Kuta, termasuk untuk MotoGP yang mendunia itu. ‘’Jadi, tidak perlu ada demo lagi, kita selesaikan dengan dialog,’’ tegasnya.

Ketua Laskar Sasak, Lalu Tahar juga menggaris bawahi pertemuan atau musyawarah ini merupakan salah satu bentuk mediasi untuk mencari solusi terbaik. Sehingga tujuannya untuk masyarakat adil dan makmur bisa segera tercapai. ‘’Jangan sampai kasus ini terkatung-katung,’’ harapnya.

Pada intinya Laskar Sasak mengharapkan ada win-win solution terhadap persoalan tanah Kuta. ‘’Supaya pelaksanaan pembangunan dan even berjalan mulus dan tentunya tidak merugikan masyarakat,’’ ujarnya.

Pertemuan yang berlangsung mulai pukul 16.30 Wita itu, berakhir menjelang maghrib dengan penuh keakraban, meski soal tuntutan sempat menghangat, akhirnya mencair dan diakhiri dengan foto bersama. Ikut hadir dalam pertemuan tersebut, Plt Kepala Bakesbangpoldagri NTB, Subhan Hasan. Tampak Kabinda NTB tampil dengan baju adat Sasak dan tidak ada jarak psikologis dengan peserta musyawarah.(Sid)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *