Satu Berita dari Media, Dapat Pengaruhi Jutaan Jiwa

Suasana foto bersama disela-sela acara Musda IJTI NTB ke-IV tahun 2020, di Hotel Lombok Plaza Mataram, Sabtu (7/11).
Suasana foto bersama disela-sela acara Musda IJTI NTB ke-IV tahun 2020, di Hotel Lombok Plaza Mataram, Sabtu (7/11).

Oleh: Abdul Rasyid Z. |

MATARAM, LOMBOKTODAY.CO.ID – Peran jurnalis dengan menyajikan informasi yang positif, faktual dan bertanggungjawab, dinilai berperan besar dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Apalagi di tengah Pandemi Covid-19 yang melanda, karya jurnalis dituntut memberikan informasi yang terpercaya, namun juga harus memiliki ‘’wisdom’’. Sehingga, berita dari media mampu memengaruhi jutaan jiwa, menciptakan kedamian dan kesejukan dalam kehidupan.

Hal ini disampaikan Kapolda NTB, Irjen Pol Mohammad Iqbal pada Musyawarah Daerah (MUSDA) Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) NTB ke-IV tahun 2020, di Hotel Lombok Plaza Mataram, Sabtu (7/11/2020).

Menurut mantan Kepala Divisi Humas Polri ini, begitu besarnya pengaruh sebuah informasi dari karya jurnalis dan institusi pers, dapat meluluhlantakan persatuan bangsa ini. Karya jurnalis juga bukan hanya bonafit orientate, namun juga harus berorientasi besar untuk menyatukan perbedaan dan memperkokoh persatuan bangsa dengan nilai-nilai luhur.

Diakuinya, memang karya jurnalis akurat dan berdasarkan fakta lapangan, tapi bila memiliki potensi yang dapat membuat kekacauan dan memecah belah dan membahayakan persatuan bangsa, seorang jurnalis harus memiliki jiwa besar dan peran agar informasi atau karyanya tidak publis untuk dikonsumsi publik. ‘’Mari tunjukkan rasa nasionalisme, karena untuk apa sebuah materi kalau karya teman-teman dapat membahayakan keadaan masyarakat, ini yang lebih penting,’’ kata pria kelahiran Palembang ini.

Di masa pandemi Covid-19 ini, jurnalis juga dituntut untuk dapat mengelola informasi dengan baik. Memberikan rasa optimisme kepada masyarakat agar tetap produktif, sehingga geliat ekonomi terus bergerak. Tapi, tetap waspada dengan iktiar Nurut Tatanan Baru menerapkan protokol Covid-19. Kapolda berpesan kepada insan pers agar menjadi jurnalis yang professional, memiliki warna lain. ‘’Jadilah jurnalis yang mempunyai keberanian dan rasa nasionalisme yang tinggi,’’ ucapnya.

Senada dengan hal tersebut, Gubernur NTB, H Zulkieflimansyah yang diwakili Kepala Dinas Kominfotik Provinsi NTB, I Gede Putu Aryadi mengingatkan para jurnalis yang hadir agar produk jurnalistik tetap menjadi acuan masyarakat dalam melawan berita bohong (hoax) yang bisa berujung keresahan masyarakat. Terlebih di era media sosial saat ini. Di sinilah peran penting media masa untuk tampil mereduksi disinformasi tersebut.

‘’Oleh karenanya, tantangan kita di masa Pandemi Covid-19 ini adalah bagaimana kita bersama-sama bisa memberikan dan menyebarkan informasi-informasi yang positif. Sebuah kebohongan disajikan secara massif tanpa ada referensi dan klarifikasi yang benar, maka informasi hoax semacam itu akan membentuk mindset publik yang dipandang sebagai sebuah kebenaran. Di sinilah peran media untuk memberikan informasi yang mengedukasi dan menyejukan bagi masyarakat,’’ kata I Gede Putu Aryadi.

Bila masyarakat disajikan informasi yang menakutkan dan menyesatkan atau bahkan membenturkan satu sama lain dengan cara memutarbalikkan fakta atau hoax, maka hal semacam itu tentu akan menguras imun publik. ‘’Ini yang harus kita jaga bersama,’’ ujarnya.

Hal senada disampaikan Ketua IJTI Pusat, Yadi Hendriana. Menurutnya, saat ini jurnalis menjadi garda terdepan dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat NTB. Lebih-lebih di era pandemi global Covid-19. Masyarakat saat ini membutuhkan informasi yang akurat, bertanggungjawab dan berdampak positif bagi masyarakat. ‘’Apalagi IJTI selalu menekankan positif jurnalism menjadi pegangan kita ke depan, ini yang paling penting,’’ katanya.

Jurnalis berperan memberikan informasi yang akurat, rasa aman kepada publik dan menjaga hubungan yang baik dengan semua stakeholders, lembaga dan elemen bangsa. Yadi juga menekankan jurnalis memiliki tanggungjawab yang besar untuk menciptakan tatanan situasi yang baik. Sehingga situasi masyarakat tidak resah dengan sebuah informasi. ‘’Berikan informasi yang baik dan keyakinan serta rasa optimisme kepada masyarakat dan dapat dipertanggungjawabkan, jangan menyebarkan hoax dan berita yang meresahkan masyarakat,’’ ujarnya.

Ditambahkannya, bukan menghilangkan daya kritis dan kontrol terhadap kebijakan publik, tetapi sebuah karya jurnalis itu tidak memiliki pengaruh negatif bagi masyarakat. Menciptakan informasi yang sehat dan merawat informasi dengan baik itu, juga menjadi dasar IJTI sejak dulu.(Sid)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *