MATARAM, LOMBOKTODAY.CO.ID – Tim Terpadu Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI berencana akan membentuk sub posko SiPongi (sistem informasi deteksi dini pengendalian kebakaran hutan dan lahan yang berbasis aplikasi dan web) dan MPA (Masyarakat Peduli Api) di Provinsi NTB.
Tim yang diketuai Jhoni Siahaan, Staf Khusus KLHK mengatakan, kunjungan tim selain untuk mengetahui kondisi lapangan, juga untuk mengaktifkan kembali koordinasi dan penanganan Karhutla (kebakaran hutan dan lahan) sampai di level daerah titik api.
‘’Secara umum, Karhutla di NTB turun sejak 2021 lalu. Untuk itu, koordinasi penanganan kita aktifkan, juga sosialisasi penanganan api untuk MPA yang akan dibentuk,’’ kata Jhoni.
Jhoni menguraikan, sistem monitoring SiPongi ini berbasis data bernama satelit NOAA dan Tera serta dibantu cahaya matahari, yang menjadi informasi rujukan titik api yang berkedudukan di Bali.
‘’Kita koordinasi intens dengan Kadis LHK, Kepala Balai Taman Nasional, BKSDA dan stakeholders lainnya seperti BPBD, TNI dan Polri, khusus di luar kawasan taman nasional untuk antisipasi munculnya hotspot. Begitu pula dengan MPA yang akan diedukasi dari pencegahan sampai penanganan dengan melibatkan masyarakat,’’ urainya.
Hal ini juga sebagai upaya untuk mengantisipasi musim kemarau panjang tahun ini yang memiliki potensi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di kedua pulau utama yang tersebar di semua daerah di Provinsi NTB.
Sementara itu, Gubernur NTB, H Zulkieflimansyah menyatakan, pada prinsipnya ia sangat mendukung rencana Tim Terpadu Karhutla KLHK yang akan membentuk sub posko SiPongi dan MPA di Provinsi NTB. ‘’Selama hajat itu untuk kebaikan masyarakat NTB, saya pikir no problem,’’ kata Gubernur NTB, H Zulkieflimansyah.(smr)