Bupati Sukiman Bilang ASN PPPK Tidak Lebih Rendah dari PNS

Bupati Lotim, HM Sukiman Azmy
Bupati Lotim, HM Sukiman Azmy.

LOMBOK TIMUR, LOMBOKTODAY.CO.ID – Dengan ekspresi wajah sumringah, sebanyak 2.097 pelamar PPPK resmi mengantongi lembaran keabsahan menjadi ASN. Bupati Lombok Timur (Lotim), HM Sukiman Azmy menyampaikan selamat kepada para penerima SK Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) Tenaga Guru  dan Tenaga Teknis  formasi tahun 2022, di lingkungan Pemkab Lombok Timur, yang berlangsung di halaman Kantor Bupati Lotim, Kamis (10/8/2023).

Dari 2.397 formasi yang tersedia pada rekrutmen PPPK tahun 2022 terisi 230 untuk tenaga kesehatan (dengan 25 formasi tidak terisi), guru sebanyak 2.050 (6 tidak terisi), dan tenaga teknis 44 (41 tidak terisi). Dari 41 formasi yang tidak terisi tersebut karena tujuh formasi tidak ada pelamar dan 34 formasi memiliki pelamar namun tidak ada yang memenuhi passing grade.

Dalam amanatnya, Bupati Sukiman menegaskan agar tidak ada PPPK yang merasa lebih rendah daripada PNS, bahkan pengkotakan atau perbedaan dalam pelaksanaan tugas. ‘’Tugas kita sama, mengabdi untuk masyarakat Lombok Timur hanya kualifikasinya dan karakteristiknya yang berbeda. Dengan demikian tidak perlu ada rasa perbedaan di antara kita, dan barang tentu pengabdian kita juga sama antara satu dengan yang lainnya,’’ tegasnya.

Bupati Sukiman mengingatkan agar tidak ada dikotomi antara PNS dan PPPK kendati spesifikasi karakteristik dan masa pengabdiannya berbeda. Bupati Sukiman menyebut bahwa PPPK mendapatkan penghasilan dan beban kerja seperti PNS, serta tidak menutup kemungkinan, meski PPPK hanya berlaku selama 5 tahun bisa saja masa kerjanya berlanjut sesuai kebutuhan organisasi.

Ditekankannya, terutama untuk PPPK yang bertugas di bidang pendidikan atau guru agar berjuang melaksanakan tugas dan membekali diri dengan kemampuan yang lebih baik agar dapat menghasilkan generasi emas di masa mendatang. Bupati Sukiman mengakui hal itu sebagai tugas berat sehingga dibutuhkan peningkatan kapasitas.

Diamanatkan agar membudayakan rasa malu, mulai dari malu datang terlambat, malu tidak bekerja, malu tidak mengajar, hingga malu menerima penghasilan lebih yang tidak sesuai dengan kinerja. Pesannya ditutup dengan mengingatkan untuk mengabdi dengan tulus dan hati nurani.(Kml)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *