2024, Pemerintah Diharapkan Bisa Selesaikan Berbagai Program Prioritas

Konferensi Pers RAPBN
Suasana konferensi pers RAPBN & Nota Keuangan 2024, di Jakarta.

JAKARTA, LOMBOKTODAY.CO.ID – Pada tahun 2024 mendatang, Pemerintah Indonesia diharapkan bisa menyelesaikan berbagai program prioritas, seperti penurunan kemiskinan ekstrim, penurunan stunting, pembangunan IKN, proyek strategis nasional, dan Inpres jalan.

‘’Tahun 2024 kita juga cadangkan untuk pelaksanaan Pemilu. Itu Pemilu dari Pilpres, Pileg, dan tentu saja berbagai dinamika yang diantisipasi. Dan kita juga menggunakan APBN 2024 untuk memperkuat industri pertahanan dan keamanan dan juga kemampuan pertahanan keamanan Indonesia,’’ kata Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati, saat konferensi pers RAPBN & Nota Keuangan 2024, di Jakarta, baru-baru ini.

Sri Mulyani dalam kesempatan tersebut juga menyampaikan bahwa postur RAPBN 2024 yang dirancang semakin sehat. Hal tersebut didukung dengan pendapatan negara yang ditargetkan meningkat dengan defisit menurun tajam.

‘’APBN kita posturnya akan semakin sehat. Pendapatan negara seperti yang disampaikan Bapak Presiden Jokowi Rp2.781,3 triliun kalau dibandingkan pada saat terjadinya Covid-19 yang kita sempat kontraksi hanya Rp1.647 triliun. Ini kenaikannya lebih dari Rp1.100 triliun sendiri,’’ ujarnya.

Sementara itu, Belanja Negara ditargetkan berada di angka Rp3.304,1 triliun. Angka ini naik Rp708,7 triliun jika dibandingkan tahun 2020 saat pandemic Covid-19. Dengan postur pendapatan dan belanja tersebut, defisit APBN menurun tajam dari Rp947 triliun di tahun 2020 menjadi Rp522,8 atau 2,29 dari GDP.

‘’Tahun 2020 pada saat pandemic Covid-19, kita harus melakukan banyak extraordinary belanja di 2.595 sehingga kenaikan belanja hanya sekitar Rp708 triliun. Namun kenaikan pendapatan di Rp1.133 triliun. Oleh karena itu, defisit kita menurun sangat tajam dari Rp947 triliun atau 6,14% dari GDP (tahun 2020), sekarang menjadi Rp522,8 triliun atau 2,29% dari GDP. Penurunan secara nominal Rp424,9 triliun,’’ ungkapnya.

Sri Mulyani menyebut, APBN yang makin sehat dan pertumbuhan ekonomi yang terjaga di atas 5% pada saat dunia terguncang volatilitas harga komoditas, kenaikan inflasi, dan lonjakan suku bunga merupakan kombinasi yang sangat langka di dunia.

Sementara itu, pembiayaan anggaran tahun depan ditetapkan sebesar Rp522,8 triliun. Meski Indonesia mengalami situasi yang tidak mudah, Sri Mulyani menegaskan APBN sekarang relatif sangat bisa dikelola atau relatif sehat. ‘’Kita akan melakukan secara hati-hati karena tadi saya sampaikan bahwa environment dari globalnya juga akan semakin tidak predictable,’’ tegasnya.

Penerimaan perpajakan ditarget mencapai Rp2.307,9 triliun pada tahun depan. karenanya, Pemerintah akan melakukan berbagai kebijakan di bidang perpajakan antara lain implementasi Core Tax System, peningkatan kepatuhan dengan menggunakan integrasi teknologi, dan sinergi joint program, dan peningkatan efektivitas implementasi Undang-Undang Harmonisasi Perpajakan.

‘’Kita targetkan penerimaan perpajakan tumbuh 8,9. Ini lebih tinggi dari asumsi pertumbuhan ekonomi yang 5,2. Artinya tax ratio-nya diharapkan akan terus meningkat,’’ ucapnya.

Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) ditargetkan mencapai Rp473 triliun pada tahun 2024. ‘’Ini terutama karena adanya juga kontribusi dari harga komoditas, kalau kita lihat harga komoditas tadi cenderung menurun, makanya kita lihat PNBP terutama dari SDA (sumber daya alam) diperkirakan mungkin tidak setinggi yang seperti kita terima tahun 2022 dan 2021,’’ bebernya.

Oleh karenanya, pemerintah akan mengoptimalkan penyetoran dividen BUMN, inovasi dan kualitas layanan dari K/L yang memiliki BLU, penggunaan perluasan IT, dan pengawasan kepatuhan dari wajib bayar PNBP. Dari sisi Belanja Negara, untuk Pemerintah Pusat tahun depan ditargetkan sebesar Rp2.446,5 triliun dengan pertumbuhan sebesar 6,3% untuk mengakselerasi transformasi ekonomi.(Sid)