Peternak Lokal Keluhkan Bibit Sapi Betina Dilempar ke Luar Daerah

Peternakan Sapi dengan pola kandang kolektif di Desa Pringgarata, Lombok Tengah. (Lomboktoday/dok/P Nugraha)

LOTENG,Lomboktoday.co.id – Pemerintah Provinsi NTB dinilai ambigu dalam mengimplementasikan program Bumi Sejuta Sapi (BSS), karena justru memberi rekomendasi pengiriman bibit Sapi betina dari NTB ke luar daerah, seperti ke Kalimantan dan Sulawesi. Padahal, di saat yang sama sejumlah pengusaha peternakan Sapi dan juga kelompok peternak lokal di pulau Lombok, juga membutuhkan pasokan bibit Sapi.

Di Kabupaten Lombok Tengah, sejumlah pengusaha Sapi mengeluhkan kebijakan Pemprov yang memberi rekomendasi pengiriman bibit Sapi ke luar daerah, karena dinilai merugikan pengusaha Sapi yang ada.

“Kami menyayangkan adanya pengiriman bibit Sapi betina ke luar daerah tersebut, karena seharusnya bibit Sapi tidak boleh dikirim ke luar daerah. Apalagi NTB ini kan sedang giat menggalakkan program BSS,” kata Nurhadi, pengusaha Sapi di Loteng, kepada Lomboktoday.co.id Rabu (11/12).

Peternakan Sapi dengan pola kandang kolektif di Desa Pringgarata, Lombok Tengah. (Lomboktoday/dok/P Nugraha)
Peternakan Sapi dengan pola kandang kolektif di Desa Pringgarata, Lombok Tengah. (Lomboktoday/dok/P Nugraha)

Menurutnya, Pemprov NTB seharusnya tidak memberikan rekomendasi kepada para pengusaha yang melakukan pengimiman bibit Sapi betina ke luar daerah. Selain itu Pemprov melalui Dinas Peternakan harus tetap melakukan pengawasanyang rutin terhadap pengiriman bibit Sapi tersebut.

Yang lebih patut dipertanyakan, papar Nurhadi, meski merekomendasikan pengiriman bibit Sapi ke luar daerah NTB namun Pemprov justru mempersulit pemberian rekomendasi kepada pengusaha ternak yang akan membawa ternak Sapi dari pulau Sumbawa ke Pulau Lombok, terutama Sapi betina.

“Jelas kelihatan tidak adil sekali Pemprov NTB yang mengeluarkan rekomendasi tersebut. Masak rekomendasi pengiriman ke luar daerah NTB cepat sekali, sementara pengiriman dalam Provinsi malah dipersulit. Ini yang kami pertanyakan, ada apa ini?,” katanya.

Pengusaha Sapi lainnya, H Junaidi mengatakan, sangat keberatan dengan adanya pengiriman bibit Sapi betina keluar daerah karena akan mengancam keberhasilan program BSS di NTB ini.

“Kami minta agarPemprov NTB bersikap tegas terhadap pengiriman bibit ternak ke luar daerah, karena hanya akan merugikan pengusaha lokal dan juga mengancam BSS. Kami minta BSS ini jangan hanya slogan semata bagi Pemprov,” tukasnya.

Informasi yang dikumpulkan Lomboktoday.co.id menyebutkan, jumlah bibit Sapi betina yang dikirim ke luar daerah NTB atas rekomendasi Dinas Peternakan NTB bisa mencapai ratusan ekor setiap minggu. Rata-rata yang dikirim itu adalah Sapi berusia enam bulan sampai satu tahun, dengan kisaran harga Rp5 juta per ekor. (SR)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *