Cuaca Buruk, Nelayan Kuranji Ramai-ramai Cari “Keke”

Anak-anak nelayan ikut mencari keke (kerang) di Pantai Kuranji Dalang, Kecamatan Labuapi, Lombok Barat.(foto: hrw/Lomboktoday.co.id)
Anak-anak nelayan ikut mencari keke (kerang) di Pantai Kuranji Dalang, Kecamatan Labuapi, Lombok Barat.(foto: hrw/Lomboktoday.co.id)

LOBAR, Lomboktoday.co.id – Mencari keke (kerang, red) di pesisir Pantai Kuranji Dalang, Kecamatan Labuapi, Lombok Barat kini sudah menjadi tren baru masyarakat nelayan setempat dalam beberapa hari terakhir ini.

Penelusuran Lomboktoday.co.id sejak tiga hari terakhir ini setiap pagi di saat matahari mulai memendarkan cahayanya dari ufuk timur, sejak itulah masyarakat Kuranji Dalang dan sekitarnya ditemukan duduk berderet di tepian pantai sembari mengeruk pasir mencari keke yang berwarna hitam pekat yang dijadikannya sebagai lauk.

Di sempadan Pantai Kuranji Dalang dari sebelah utara dekat Pantai Gading, Ampenan hingga ke Selatan Pantai Padang Reak terlihat masyarakat menyemut tua muda. Bahkan anak-anak terlihat asyik secara bergerombol mengeruk pasir dengan menggunakan tangannya ataupun peralatan lainnya seperti sendok ukuran sendok nasi maupun sendok makan untuk mencari keke.

Inaq Aminah warga Kuranji Dalang ketika dikonfirmasi membenarkan jika sejak tiga hari terakhir utamanya pagi hari masyarakat menyemut mencari keke di sepanjang pesisir Pantai Kuranji Dalang. Inaq Aminah tidak mengetahui persis siapa yang pertama kali memulai pencarian keke tersebut. Namun tiba-tiba masyarakat lainnya saban hari semakin banyak mencari keke.

Mencari keke menjadi tradisi ketika laut kurang bersahabat.(foto: hrw/Lomboktoday.co.id)
Mencari keke menjadi tradisi ketika laut kurang bersahabat.(foto: hrw/Lomboktoday.co.id)

H Hamdan warga lainnya turut memberi penjelasan, jika masyarakat Kuranji Dalang pada masa-masa sebelumnya tak pernah terlibat mencari keke. Namun Hamdan yang kesehariannya berprofesi sebagai nelayan ini tidak mengelak, bahwa terjadinya perubahan musim saat ini turut mempengaruhi aktivitas nelayan kesehariannya untuk melaut agak ke tengah mencari ikan. Karena dalam seminggu terakhir ini cuaca kurang bersahabat bagi para nelayan.

“Angin laut yang keras diikuti gelombang laut yang sudah mulai meninggi membuat para nelayan mengurungkan niatnya untuk melaut, karena rawan kecelakaan. Di balik gelombang laut yang keras ternyata membawa keberuntungan bagi masyarakat nelayan. Di mana keke ikut terseret atau didorong gelombang ke tepi laut dan tertimbun pasir. Keke yang tertimbun pasir itulah yang dicari warga,” kata Hamdan.

Sulitnya mencari ikan mengingat cuaca buruk inilah rupanya yang menginisiasi masyarakat Kuranji Dalang untuk mencari pengganti ikan laut dengan keke sebagai konsumsi kesehariannya. Pencarian keke juga bernilai ekonomis bagi masyarakat setempat.

Bagi yang memiliki naluri bisnis masyarakat setempat juga ada yang bertindak sebagai pengepul keke dengan membeli hasil tangkapan masyarakat. Satu ember cat tembok ukuran sedang, pengepul berani membayarnya Rp20 ribu.

“Kami biasa menjualnya ke pasar seember ukuran sedang tadi antara Rp25-30 ribu,” ujar Ratminah pengepul keke asal Desa Kuranji.

Selain untuk keperluan lauk sehari-hari, warga setempat informasinya menjual keke untuk membeli beras dan uang jajan bagi anak-anak sekolah. Termasuk untuk membeli kebutuhan alat tulis putra-putrinya di sekolah.

Sementara itu, Rahmah (47) warga setempat tidak yakin menangkap keke dijadikan sebagai pekerjaan menetap warga Kuranji. Menurut dia, mencari keke sifatnya hanya sementara saja, mengingat musim saat ini yang kurang bersahabat bagi para nelayan untuk mencari ikan.

“Kalau cuacanya sudah normal, masyarakat nelayan kembali ke pekerjaan semula melaut menangkap ikan,” kata Rahmah.(hrw)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *