Pada 2020, RSUD NTB Akan Terakreditasi Paripurna Bertaraf Internasional

Gubernur NTB, H Zulkieflimansyah didampingi Direktur RSUD Provinsi NTB, dr H Lalu Hamzi Fikri saat tiba di RSUD Provinsi NTB.
Gubernur NTB, H Zulkieflimansyah didampingi Direktur RSUD Provinsi NTB, dr H Lalu Hamzi Fikri saat tiba di RSUD Provinsi NTB.

MATARAM, LOMBOKTODAY.CO.ID – Pelayanan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Provinsi NTB akan memasuki babak baru. Rumah sakit terbesar di Bumi Gora itu tengah mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya untuk menjadi rumah sakit terakreditasi paripurna bertaraf internasional (go to internasional).

‘’Mutu pelayanan terbaik kepada masyarakat merupakan syarat terpenting untuk dapat meraih predikat paripurna dan bertaraf internasional,’’ kata Gubernur NTB, H Zulkieflimansyah saat memberi pengarahan kepada segenap manajemen dan stakeholders rumah sakit pada acara re-komitment akreditasi paripurna internasional di halaman RSUD-NTB, Senin p (29/7).

Gubernur Zul mengatakan, melayani itu tidak cukup dengan training, tidak cukup dengan pelatihan saja. Tetapi dengan hati dan komitmen yang kuat dari dalam diri untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat.

Jika seluruh kekuatan di rumah sakit ini didedikasikan untuk melayani masyarakat, maka Gubernur Zul meyakini bahwa pada tahun 2020 mendatang, RSUD Provinsi NTB layak menyandang akreditasi paripurna dan bertaraf internasional. Hal ini menurutnya sejalan dengan misi NTB Gemilang yang bersih dan melayani.

Menanggapi hal tersebut, Direktur RSUD Provinsi NTB, dr H Lalu Hamzi Fikri menjelaskan langkah-langkah yang ditempuh RSUD NTB untuk menghadapi penilaian kenaikan akreditasi paripurna dan bertaraf internasional.

Ia bersama seluruh jajaran dan stakeholders terkait lainnya, saat ini terus memperkuat komitmen dan menyamakan persepsi menghadapi penilaian dari KARS (Komite Akreditasi Rumah Sakit).

KARS tersebut merupakan sebuah lembaga independent yang akan mengukur apakah RSUD Provinsi NTB memenuhi syarat untuk menjadi rumah sakit bertaraf internasional atau tidak.

Ia menjelaskan, terdapat 20 elemen penilaian dari KARS. Dan beberapa point di antaranya memiliki kesulitan tingkat tinggi. Sebagai contoh adalah manajemen obat dan ketersediaannya. Atau tantangan yang lebih besar yaitu penilaian Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP) yang merupakan jantungnya rumah sakit. ‘’Kami memiliki waktu kurang lebih 5 bulan untuk mempersiapkan ini,’’ katanya.

Namun, ia mengaku optimis bahwa RSUD Provinsi NTB akan mampu meraih akreditasi paripurna internasional 2020 mendatang. Optimisme itu didasarkan modal dasar kuat yang sudah dimilikinya saat ini. Mulai dari status rumah sakit bertaraf Nasional, ditambah dukungan sumber daya yang dimilikinya saat ini. Di antaranya ketersediaan berbagai fasilitas pelayananan di berbagai bidang. Seperti fasililitas pelayanan untuk penyakit kanker, RSUD NTB memiliki Instalasi Radioterapi yang diresmikan akhir tahun lalu.

Bahkan Kepala Instalasi Radioterapi, dr Dewi Anjarwati beserta jajarannya sendiri telah mendapatkan penghargaan Bapetan and Safety Security Award dari Badan Pengawas Tenaga Nuklir dalam kegiatan Radiologi Diagnostik dan Intervensional dengan predikat sangat baik. Sehingga masyarakat penyintas kanker di NTB tak perlu dirujuk keluar daerah lagi untuk mendapatkan pelayanan medis.

Selain itu, jumlah tenaga medis juga sudah memadai. Baik tenaga dokter spesialis yang jumlahnya mencapai 108 orang maupun dokter umum 19 orang serta 1 orang SMF Emergency dan seorang VCT.

Selanjutnya kegiatan dilanjutkan dengan pembubuhan tanda tangan pada pernyataan komitmen bersama dalam mewujudkan rumah sakit terakreditasi paripurna dan internasional tahun 2020 oleh Gubernur NTB, H Zulkieflimansyah yang diikuti seluruh peserta.(Sid)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *