MENJEMPUT TAKDIR

Ilustrasi menjemput takdir.
Ilustrasi menjemput takdir.

Catatan Puasa Hari ke-16

Oleh: Cukup Wibowo |

BERTAFAKURLAH untuk urusan apapun. Keputusan Tuhan itu pasti. Bahkan dalam urusan sepak bola yang amat kuat mengandalkan kalkulasi teknis pun, semua hasil sangat tergantung pada keputusan gaib yang kepastian sepenuhnya ada di tangan Tuhan.

Dua tahun lalu, saya pernah membuat catatan atas pertandingan antara Jerman vs Korea Selatan yang saya kaitkan dengan ikhtiar dalam menjemput takdir itu. Jerman itu kurang apa. Tak hanya dikenal hebat dalam tradisi Piala Dunia, tapi dirinya memang sedang menyandang posisi sebagai sang juara bertahan. Jadi tak hanya dirinya, bahkan lebih dari separuh dunia rasanya tak pernah membayangkan kalau mereka di Piala Dunia FIFA ke-21 yang diselenggarakan di Rusia dari 14 Juni hingga 15 Juli 2018 itu, harus menelan kekalahan pahit 0-2 oleh Korea Selatan yang tak diunggulkan bahkan oleh penontonnya sendiri.

Kiper Jerman, Manuel Neuer menerima hasil itu karena performa timnya memang jauh dari kata bagus. Neuer sendiri melengkapi hasil memalukan Jerman di pertandingan itu dengan aksinya yang dianggap gegabah dengan ikut menyerang dan membuat timnya kebobolan 2 gol di sepanjang injury time dalam laga penentuan Grup F di Kazan Arena, Rabu (27/6) lalu. Selesailah sudah kiprah Die Mannschaft dalam mempertahankan gelar juara dunianya di Rusia dengan hasil mengecewakan.

Bila kita tonton kembali pertandingan itu, maka sepenuhnya tidak salah apa yang dilakukan oleh Manuel Neur, sang kiper. Ia ikut merangsek ke pertahanan Korsel tidak lain adalah karena ia ingin menjadi bagian dari ikhtiar untuk ikut memenangkan Jerman. Itu usaha yang benar di saat seluruh kemampuan harus dikerahkan untuk meraih kemenangan. Tapi hasil akhir berkata lain. Maka ketika Jerman kalah, sebagian besar kita yang sangat memfavoritkannya, sepertinya tak rela untuk menghayati kekalahan itu dengan arif. Sebaliknya, kita cenderung mencari kambing hitam kesalahan yang mengakibatkan kekalahan.

Dalam urusan apapun kita kerapkali melupakan yang namanya ketetapan Tuhan. Belajar menghayati apapun hasil dari peristiwa yang telah kita lakoni, apakah itu menyenangkan atau mengecewakan, adalah cara terbaik untuk membuat kita makin percaya bahwa kita ini sesungguhnya tak lebih sebagai penjemput takdir atas keputusan Tuhan.

Bila Ramadhan adalah bulan yang menyediakan kebaikan dan juga ampunan di dalamnya, maka puasa sebagai kewajiban ibadah yang harus dilaksanakan oleh hamba-hamba Allah agar meningkat ketaqwaannya, adalah serupa ikhtiar itu, ikhtiar dalam menjemput takdir kebaikan Allah.

Jalan menuju ketaqwaan bisa terasa mudah dan lancar, tapi bisa juga rumit dan terjal. Ungkapan Humans try but God determines (manusia berusaha tapi Tuhan menentukan) adalah tindakan terbaik yang harus terus kita lakukan agar kita bisa meraih ketetapan Allah. Semoga puasa kita hari ini tercatat sebagai ikhtiar menuju kebaikan di jalan Allah. Insya Allah.(*)

Penulis adalah Widyaiswara Ahli Madya di BPSDMD Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *