Wagub NTB Minta Mahasiswa dan Akademisi Ikut Aktif Sosialisasikan Protokol Covid-19

Wagub NTB, Hj Sitti Rohmi Djalillah (paling tengah) fose bersama para pimpinan Universitas Negeri dan Swasta, usai sosialisasi Perda Penanggulangan Penyakit Menular, di ruang rapat ‘outdoor’ Setda NTB, Selasa (11/8).
Wagub NTB, Hj Sitti Rohmi Djalillah (paling tengah) fose bersama para pimpinan Universitas Negeri dan Swasta, usai sosialisasi Perda Penanggulangan Penyakit Menular, di ruang rapat ‘outdoor’ Setda NTB, Selasa (11/8).

Oleh: Abdul Rasyid Z. |

MATARAM, LOMBOKTODAYCO.ID – Mahasiswa sebagai agen perubahan dipercaya mampu berpartisipasi dalam mengedukasi masyarakat tentang protokol kesehatan Covid-19. Sosialisasi dari mahasiswa melalui kegiatan KKN (Kuliah Kerja Nyata) tentang penerapan protokol kesehatan, diharapkan merubah cara pandang masyarakat tentang pandemi yang sedang terjadi.

‘’Ini tentang persepsi. Masih banyak masyarakat bersikap seolah virus ini tidak ada. Begitu juga dengan respon kebijakan protokol Covid-19,’’ kata Wakil Gubernur (Wagub) NTB, Hj Sitti Rohmi Djalillah saat Sosialisasi Perda Penanggulangan Penyakit Menular bersama para pimpinan Universitas Negeri dan Swasta di ruang rapat ‘outdoor’ Setda NTB, Selasa (11/8).

Wagub mengatakan, akademisi memiliki peran penting mempengaruhi cara berpikir masyarakat. Terlebih saat ini para mahasiswa sedang melakukan KKN dari rumah di lingkungan masing-masing, sehingga sosialisasi penerapan protokol kesehatan maupun Perda tentang Penanggulangan Penyakit Menular yang akan segera diimplementasikan dapat diketahui dan dipahami masyarakat secara utuh.

Sosialisasi melalui kegiatan kampus ini seperti disampaikan Wagub, merupakan bagian penting dari kontribusi semua elemen masyarakat, mulai dari tokoh masyarakat, tokoh agama, hingga akademisi.  Pemerintah sendiri telah melakukan berbagai kegiatan preventif bersama TNI/Polri, misalnya sosialisasi di pasar dan pusat keramaian, pengumuman dan khutbah Jumat di masjid dan tempat ibadah serta kegiatan kemasyarakatan lainnya.

Wagub menegaskan, penerapan Perda pun tidak akan efektif selama persepsi tentang pandemi serta perilaku yang mengabaikan fakta banyaknya kasus Covid-19 yang terus terjadi.

Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi, Lalu Darmawan mengatakan, sejak awal kampus-kampus sudah menutup perkuliahan tatap muka. Beberapa kegiatan kampus saat ini, secara intensif tetap menerapkan instruksi Kemendikbud dan penerapan protokol kesehatan. Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram, Dr Mutawalli membenarkan saat ini mahasiswa sedang melakukan KKN. Pihaknya mendukung langkah pemerintah dalam sosialisasi dengan menyisipkan pesan pencegahan dan penerapan protokol kesehatan sebagai bagian tugas KKN. Begitupula dengan kegiatan kampus Universitas Mataram (Unram) yang sudah melakukan penyuluhan terjadwal mengenai kesehatan dan pandemi Covid-19 melalui kunjungan rumah di masyarakat ataupun membuat dan menyebarkan brosur kesehatan.

Senada dengan hal tersebut, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB, dr Nurhandini Eka Dewi menyebut semua grafik indikasi seperti kontak erat, terduga Covid-19 maupun kasus positif, trend-nya naik dalam enam minggu terakhir sampai Agustus. Begitupula dengan grafik kesembuhan. Penerapan Perda yang di dalamnya mengatur tentang kewajiban menegakkan protokol kesehatan terutama untuk melindungi masyarakat berisiko tinggi yang mengerucut pada orang lanjut usia. Meski trend kematian melandai namun dari 128 kematian akibat Covid-19, 36 di antaranya tanpa penyakit penyerta (comorbid) yang terbanyak dengan kasus hipertensi, jantung dan diabetes. Begitupula dengan kelompok anak, bayi dan balita serta ibu hamil.

Beberapa minggu terakhir, kata dr Eka, ada kecenderungan penolakan tracing kontak erat dan pulang paksa pasien. Padahal dalam Perda jelas diatur kewenangan pemerintah dalam hal ini petugas kesehatan, penanganan bagi mereka yang terinfeksi. Adapun kluster perkantoran, tracing masih dilakukan langsung oleh satuan tugas Covid-19 provinsi. Selain itu, dr Eka menjawab pertanyaan Rektor UIN bahwa pihaknya fokus pada pencegahan. Terkait penelitian tentang pandemi di NTB sendiri, dr Eka menyebut secara umum faktor kerumunan dengan 70 persen Orang Tanpa Gejala (OTG) menjadi penyebab utama penularan.

Selain itu, Kepala Biro Hukum Setda Provinsi NTB, Ruslan Abdul Gani menjelaskan, hadirnya Peraturan Daerah (Perda) tentang Penanggulangan Penyakit Menular menjadi upaya konkret pemerintah untuk terus memberikan pencerahan dan upaya penyadaran betapa berbahayanya penyakit menular, seperti Covid-19. Makna yang terkandung dalam Perda adalah kewajiban bagi setiap warga untuk bersama-sama sadar betapa pentingnya disiplin protokol kesehatan untuk menanggulangi penyakit menular, khususnya di masa Pandemi Covid-19 seperti saat ini.

Selain Perda yang telah disahkan DPRD NTB, kini juga telah berproses Rancangan Peraturan Gubernur untuk mengatur secara teknis implementasi Perda di lapangan. Direncanakan, akan diatur klasifikasi jenis-jenis pelanggaran. Penerapannya di lapangan pun akan dilakukan bertahap dan akumulatif bagi pelanggar mulai dari teguran lisan, tertulis hingga sanksi sosial berupa kerja sosial membersihkan fasilitas umum.

Adapun sanksi pidana dan denda akan dikenakan bagi pelanggar yang berstatus positif Covid-19 dan masih nekat berinteraksi di tempat umum. Selain itu, penyebaran berita palsu atau hoax juga akan diatur lebih detil. Ruslan juga menyebutkan bahwa Perda yang telah diundangkan, hukumnya wajib dilaksanakan oleh kabupaten/kota karena memiliki kekuatan hukum yang sama dengan Undang-Undang yang saat ini sedang menunggu review Kemendagri untuk dapat diterapkan. Sosialisasi bersama pimpinan perguruan tinggi ini juga dihadiri Kepala Satpol PP NTB, Asisten III Setda Provinsi NTB dan Kepala Biro Kesra Setda Provinsi NTB.(Sid)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *