Gubernur NTB Minta Pengelola Hutan Lamtoro Terus Bermitra dengan Masyarakat

Gubernur NTB, H Zulkieflimansyah saat bertualang menjelajahi Hutan Tanaman Industri di Desa Pandak Guar, Kabupaten Lotim, pada Sabtu (15/8) akhir pekan ini.
Gubernur NTB, H Zulkieflimansyah saat bertualang menjelajahi Hutan Tanaman Industri di Desa Pandak Guar, Kabupaten Lotim, pada Sabtu (15/8) akhir pekan ini.

Oleh: Abdul Rasyid Z. |

LOTIM, LOMBOKTODAY.CO.ID – Gubernur NTB, H Zulkieflimansyah bertualang menjelajahi Hutan Tanaman Industri di Desa Pandak Guar, Kabupaten Lotim, pada Sabtu (15/8) akhir pekan ini, dengan mengendarai sepeda motor untuk melihat potensi Lamtoro yang digunakan sebagai bahan baku pakan ternak.

Melihat potensi yang sangat luar biasa, Gubernur meminta kepada pihak pengelola dan masyarakat untuk menjaga potensi hutan ini, demi terjaganya kehijauan alam NTB. Terlebih Provinsi NTB dikenal sebagai provinsi dengan keindahan alamnya. ‘’Dusun Tiboborok, Desa Padak Guar, mantap, keren, cocok menghilangkan stres, trus motoran, kepada masyarakat dan petugas agar tetap semangat dalam menjaga hutan kita ini,’’ katanya.

Tidak menyia-nyiakan kesempatan, Gubernur lulusan Harvard University ini beserta sejumlah kepala OPD yang ikut serta dalam petualangan tersebut langsung mengabadikan keindahan alam di tempat tersebut.

Gubernur meminta kepada OPD terkait untuk ikut berperan aktif dalam mengembangkan potensi alam di desa ini. Selain itu, ia juga meminta kepada pengelola agar masyarakat di sekitar dapat diberdayakan sehingga alam yang indah ini dapat sejajar dengan kesejahteraan masyarakat. ‘’Jangan lupa nanti masyarakat sekitar diberdayakan dan diperhatikan kesejahteraan mereka,’’ ujarnya.

Kawasan ini mulai dikembangkan tahun 2015 setelah empat tahun mendapatkan izin pengelolaan yakni tahun 2011. Kini masyarakat setempat dijadikan garda terdepan dalam pengembangan kawasan tersebut.

Pimpinan PT Sadhana Arif Nusa, Kuswanto Setiabudi selaku pengelola menyampaikan ucapan terima kasih kepada Gubernur atas kunjungan yang dilakukan hari ini. Ia mengatakan bahwa kawasan ini dibangun tidak hanya untuk lahan penghijauan, namun juga sebagai hutan lestari. ‘’Awalnya kita rencanakan untuk membangun hutan energi kayu, bahan bakar untuk open tembakau, namun tahun 2018 kita memutuskan beralih membangun hutan lestari, kita tanam tapi tidak kita panen,’’ katanya.

Kuswanto mengaku sedang menyiapkan satu bentuk ekowisata yang menarik untuk wisatawan, namun tidak merusak lingkungan. Dari 2.000 hektare lahan yang berada di Kecamatan Sambelia ini, katanya, ada 650 hektare disediakan untuk 650 mitra petani yang berasal dari masyarakat sekitar.

Di area tersebut, masyarakat sebagai mitra masing-masing mengelola lahan seluas satu hektare. Dalam satu hektare tersebut jelasnya, masyarakat diberikan kambing beserta kandangnya untuk diternakkan. Dalam lahan tersebut ditanam pula lamtoro sebagai pakan. ‘’Ada kandang, ada 30 ekor kambing dan dijual setiap enam bulan sekali. Jadi, setahun dua kali,’’ ujarnya.

Dengan sistem pemberdayaan seperti ini, Kuswanto berharap masyarakat memiliki mesin ekonomi yang menjadi sumber pendapatan bagi mereka sendiri. Dalam proses pengerjaannya, telah dicoba berbagai jenis tumbuhan, namun yang tahan di kawasan ini adalah ekaliptus dan akasia. Untuk kemitraan dengan masyarakat yang luasnya 650 hektare, PT Sadhana menanam Lamtoro, Gamal, Sono, serta Imba.

Pengembangan yang dilakukan oleh perusahaan ini juga didukung oleh pemerintah Kabupaten Lotim yang mana pihak kabupaten mengambil bagian dalam pengembangan ini. ‘’Kami disuport juga oleh Pak Bupati, beliau membangunkan kita jalan dan sumur bor, nanti pak gubernur juga membantu kita pada perbaikan genetik kambing boer, kandang, dan air dari atas berupa embung,’’ katanya sembari menjelaskan, tujuan dari pemberdayaan ini adalah swasembada daging yang ditargetkan sebanyak 1.000 mitra. Dengan begitu, dalam 6 bulan, masyarakat dapat menghasilkan sebanyak 30 ribu ekor kambing siap panen.(Sid)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *