Wagub NTB: Rinjani Harus Jadi Sumber Kehidupan yang Sustainable

Wagub NTB, Hj Sitti Rohmi Djalillah saat meninjau pintu pendakian jalur Senaru di Dusun Jebak Gawah, Desa Senaru, Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Utara dan bersilaturahmi dengan Pokdarwis dan perwakilan Asosiasi Jasa Pendamping Wisata, Sabtu (29/8).
Wagub NTB, Hj Sitti Rohmi Djalillah saat meninjau pintu pendakian jalur Senaru di Dusun Jebak Gawah, Desa Senaru, Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Utara dan bersilaturahmi dengan Pokdarwis dan perwakilan Asosiasi Jasa Pendamping Wisata, Sabtu (29/8).

Oleh: Abdul Rasyid Z. |

LOMBOK UTARA, LOMBOKTODAY.CO.ID – Global Geopark Gunung Rinjani bukan saja menjadi destinasi wisata yang sangat indah, dikagumi dunia, bahkan surga bagi wisatawan. Tapi juga menjadi bagian dari sumber kehidupan masyarakat Nusa Tenggara Barat (NTB). Ribuan warga menggantungkan hidupnya dari kawasan taman nasional ini.

Karena itu, melestarikan Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR), tak hanya akan menghasilkan lingkungan yang terjaga saja. ‘’Melainkan akan memberikan hasil bagi pelaku pariwisata itu sendiri, sekaligus melestarikan sumber pencaharian kita secara berkelanjutan,’’ kata Wakil Gubernur (Wagub) NTB, Hj Sitti Rohmi Djalillah saat meninjau pintu pendakian jalur Senaru di Dusun Jebak Gawah, Desa Senaru, Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Utara (KLU) dan bersilaturahmi dengan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) dan perwakilan Asosiasi Jasa Pendamping Wisata, Sabtu (29/8).

Wagub menjelaskan, Rinjani harus menjadi tempat yang aman bagi wisatawan dengan menegakkan standar pendakian yang baik. Menerapkan standar protocol kesehatan dengan berpegang kepada sertifikat CHSE (Clean, Health, Safety, Environment) agar menjadi destinasi wisata yang dipercaya oleh dunia di tengah Pandemi Covid-19.

Begitu pula dengan sumber kehidupan seperti disebutkan Wagub, memelihara Kawasan Rinjani menjadi tanggungjawab semua orang dengan bergotong royong dalam satu visi untuk menjaga sumber mata air, hutan dan kekayaan alam serta warisan budaya di lingkar Rinjani. ‘’Produktif di masa pandemi adalah dengan tetap memelihara lingkungan aset wisata, tapi juga secara disiplin menerapkan perilaku hidup dalam tatanan baru yang menuntut kebersihan dan kesehatan selain keamanan dan kelestarian lingkungan,’’ ujarnya.

Wagub juga mengingatkan disiplin menggunakan masker, mencuci tangan dan menjaga jarak saat ini menjadi standar kenyamanan wisatawan yang tak bisa ditawar-tawar. Pada masa yang akan datang, tidak ada tempat wisata yang boleh beroperasi tanpa mengantongi sertifikat CHSE. Di masa turunnya kunjungan wisata seperti sekarang, sebut Wagub adalah momentum menata kembali destinasi wisata untuk menjadi lebih siap dan lebih baik menyambut kehadiran wisatawan. ‘’Di masa pandemi inilah, masa yang sedang kosong untuk membenahi tempat wisata kita. Jangan momot (berdiam, Red) tapi perbaiki dan lengkapi kekurangannya untuk meyakinkan orang datang kembali,’’ katanya.

Sementara itu, Koordinator Assosiasi Pekerja yang bergerak di bidang Pariwasata Kabupaten Lombok Utara (KLU), Lalu Ahmad Yani mengatakan bahwa sejak wabah Covid-19, dampaknya cukup dirasakan oleh dunia pariwisata. Angka pengunjung yang mendaki ke Rinjani turun signifikan. ‘’Hal ini berdampak terhadap pendapatan kami yang bergerak di sektor jasa guide, porter atau pendamping pengunjung pendakian Gunung Rinjani,’’ katanya.

Namun, sejak mulai dibukanya jalur pendakian ke Rinjani, membuat optimisme dan semangat pelaku pariwisata Rinjani bergairah kembali. Selain itu, ia meminta Pemprov NTB dan Pemkab KLU memberikan bimbingan teknis kepada Pokdarwis maupun pelaku pekerja pariwisata agar memiliki pemahaman tentang pariwisata di era Nurut Tatanan Baru. Empat jalur pendakian Rinjani yaitu Senaru, Sembalun, Timbanuh dan Aik Berik, setelah memasuki era new normal atau Nurut Tatanan Baru (NTB) terus berbenah dan menerapkan protokol Covid-19 sembari berharap agar Pemerintah terus mempromosikan telah dibukanya destinasi pariwisata di kawasan Gunung Rinjani. Hal senada juga disampaikan Kepala Desa Senaru, Raden Akria Buana. Kades Senaru mendukung penuh pembukaan semua pintu jalur pendakian ke Rinjani. ‘’Konsen pariwisata dengan CHSE (Clean, Health, Safety, Environment) yang diluncurkan pemerintah harus mampu diterapkan dilokasi wisata,’’ katanya.

Salah seorang anggota Assosiasi Tracking Organizer Senaru, Hajar (32 tahun) mengatakan, di samping menjadi jasa pendamping pendaki, tugasnya adalah membina dan memberikan edukasi kepada masyarakat sekitar untuk menjaga kawasan hutan Senaru. ‘’Kami bersinergi dengan Pokdarwis dan masyarakat menjaga hutan,’’ katanya.

Destinasi wisata Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) memiliki sebanyak 2.000 pelaku usaha dan 180 tour operator di empat pintu masuknya. Dalam kegiatan ini, Wagub NTB, Hj Sitti Rohmi Djalillah didampingi Kadis DPMPD Dukcapil, Kadis Kesehatan, Kadis Kominfotik Provinsi NTB, Kepala Balai TNGR dan dihadiri pula oleh Sekda KLU.(Sid)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *