Jadi Khatib di Sumbawa, Gubernur NTB: Hidup Adalah Momen Pergantian

Gubernur NTB, H Zulkieflimansyah foto bersama warga usai salat Jumat di depan Masjid Al-Munawwarah Bukit Permai Sumbawa, Jumat (11/9).
Gubernur NTB, H Zulkieflimansyah foto bersama warga usai salat Jumat di depan Masjid Al-Munawwarah Bukit Permai Sumbawa, Jumat (11/9).

Oleh: Abdul Rasyid Z. |

SUMBAWA, LOMBOKTODAY.CO.ID – Gubernur NTB, H Zulkieflimansyah menjadi khatib di Masjid Al-Munawwarah Bukit Permai Sumbawa, Jumat (11/9). Dalam khotbahnya, Gubernur menyampaikan bahwa kehidupan di dunia ini silih berganti seiring berjalannya waktu. Oleh sebab itu, Gubernur meminta kepada masyarakat untuk menjalani hidup dengan kegembiraan.

‘’Kalau kita menyadari, hidup itu adalah momentum pergantian. Dalam hidup ini kalau kita sikapi dengan benar akan menghasilkan senyuman kebahagiaan,’’ katanya.

Gubernur menceritakan kisah seorang petani yang memiliki seekor kuda. Kuda tersebut sangat jinak, apapun yang diperintahkan oleh sang petani, kuda itu selalu dapat mengerjakan perintah tersebut. Beberapa saat kemudian si petani dihampiri kesedihan. ‘’Suatu ketika si kuda jinak ini hilang dari hutan, si petani sangat sedih, namun sekembalinya kuda tersebut pulang dari hutan dengan membawa puluhan kuda baru,’’ ceritanya.

Rasa sedih petani tersebut, lanjut Gubernur, berubah menjadi rasa gembira. Kegembiraan tersebut juga menyelimuti warga sekitar yang ikut menikmati keindahan kuda-kuda tersebut.

Setelah kegembiraan menyapa, kini kesedihan datang lagi kepada si petani, akibat kuda-kuda liar yang baru saja datang mencelakakan anak si petani yang sedang melatih kuda-kuda tersebut, akibatnya anak petani itu tidak dipilih menjadi prajurit yang akan dikirim untuk berperang oleh kerajaan. ‘’Kesedihan sang petani kembali lagi menjadi kebahagiaan, karena anaknya tidak dipaksa menjadi prajurit perang akibat patah kaki yang mana peperangan tersebut mengakibatkan kematian semua prajurit,’’ sambungnya.

Dari cerita ini, Gubernur menyimpulkan bahwa kehidupan ini adalah perputaran keadaan yang akan dialami oleh semua manusia yang tidak bisa dihindari. ‘’Dari cerita ini, kita dapat menyimpulkan kesedihan selalu akan diikuti oleh kegembiraan, kemiskinan akan selalu diikuti oleh kekayaan, dan penderitaan selalu diikuti oleh kebahagiaan,’’ ujarnya.

Di akhir khotbah tersebut, Gubernur berpesan kepada masyarakat untuk tidak terlalu mengejar sesuatu dengan berlebihan, sehingga menghalalkan segala cara untuk meraihnya. Hal tersebut akan menyebabkan orang jatuh dalam keterpurukan.

Usai melaksanakan salat Jumat, Gubernur memberikan bantuan berupa 1.000 masker secara simbolis kepada pengurus masjid. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kesiagaan masyarakat dalam pencegahan penularan Covid-19. ‘’Sumbangan berupa masker ini dilakukan untuk menegakkan protokol kesehatan ini harus tetap dijaga, jangan sampai kita lengah sehingga corona menghampiri kita,’’ katanya.

Ketua RW 07 Kelurahan Seketeng, Indermawan HB mengucapkan terima kasih atas kedatangan dan bantuan yang diberikan oleh Gubernur berupa masker kepada Masjid Al-Munawwarah.(Sid)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *