Dirut PDAM Lotim Akui Ketiban Banyak Masalah Sebelumnya

Direktur Utama PDAM Lotim, Bambang Suprayitno (kiri) dan Ketua KNPI Lotim, Taofik Hidayat (kanan).

Oleh: Lalu M Kamil AB |

LOMBOK TIMUR, LOMBOKTODAY.CO.ID – Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Lombok Timur, hari ini Senin (1/2) menerima kedatangan perwakilan elemen pemuda yang tergabung dalam Koalisi Pemuda Lombok Timur.

Rombongan koalisi yang dipimpin Ketua KNPI Lotim, Taofik Hidayat itu, diterima langsung oleh Direktur Utama PDAM Lotim, Bambang Suprayitno didampingi Direktur Teknik, Lalu Sriadi bersama 2 orang Dewan Pengawas beserta beberapa kepala bagian. Mereka diterima di ruang rapat PDAM.

Mewakili aspirasi Koalisi Pemuda Lotim, Taofik Hidayat mencerca direksi PDAM dengan sejumlah pertanyaan. Di antaranya, jumlah riil pelanggan PDAM, berikut soal MBR Swela, saldo kas PDAM Lotim tahun 2013 sebesar Rp7,5 miliar. Kemudian, soal penyertaan modal Pemda Lotim tahun 2018 sebesar Rp4 miliar dan ada sisa sekitar Rp2,7 miliar. Taofik juga menyebut ada dana masuk ke PDAM yang konon dari pusat sebesar Rp2,5 miliar.

Selain itu, ketua KNPI Lotim itu juga mempertanyakan pembongkaran pipa yang katanya pipa di wilayah selatan dibawa ke wilayah utara, demikian sebaliknya pipa wilayah utara dibawa ke wilayah selatan. Dengan tegas Taofik Hidayat mempertanyakan ada permainan apa yang sedang dipertontonkan oleh pihak PDAM.

Selain Taofik Hidayat, tudingan miring terhadap Dirut PDAM juga dilontarkan oleh Sayadi selaku salah seorang anggota koalisi. Sayadi yang juga ketua LSM Aman Lombok Timur itu menilai soal bongkar pasang pipa itu disebutnya sebagai modus pihak PDAM.

Atas sejumlah pertanyaan koalisi pemuda itu, Direktur Utama PDAM Lotim, Bambang Suprayitno mencoba penanggapi satu persatu. Soal total pelanggan PDAM Lotim yang resmi berdasarkan kepemilikan rekening sebesar 26.900 lebih. Soal MBR Swela dan Jerowaru berjumlah 1.500.

Terkait saldo kas PDAM tahun 2013 lalu, Bambang Suprayitno mengaku tidak paham soal data saldo. Menurutnya, karena itu data sudah lama sekali, sementara dirinya baru dilantik 26 Maret 2020, epektif mulai bekerja bulan April 2020. Dan Bambang menyatakan tidak pernah ada dana masuk ke PDAM yang disebut sebesar Rp2,5 miliar.

Sementara persoalan pipa yang dibongkar di wilayah selatan ditanggapi langsung oleh Direktur Teknik PDAM, Lalu Sriadi. Pihaknya mengakui melakukan pembongkaran pipa milik Dinas PUPR di wilayah Jerowaru dan Sepit yaitu pipa yang jaringan yang sedang tidak berfungsi.

Alasan pembongkaran pipa itu kata Sriadi, telah mendapat izin dari PUPR Lotim dengan status pinjam pakai. Bongkaran pipa di Jerowaru dipergunakan untuk perbaikan jaringan di Geres dan Ijo Balit, sedangkan bongkaran pipa di Desa Sepit dipergunakan untuk perbaikan jaringan di Desa Kabar.

Setelah Dirut PDAM memberikan tanggapan, tensi suasana hearing sedikit agak memanas. Karena, koalisi pemuda merasa belum mendapat jawaban yang lebih kongkret. Koordinator koalisi pemuda menilai Dirut PDAM tidak menguasai data karena di beberapa media Dirut PDAM menyebutkan jumlah pelanggan PDAM sudah mencapai 29 ribu lebih hampir 30 ribu. ‘’Ini bentuk pembohongan public,’’ kata Taofik.

Taofik Hidayat juga menantang Bambang Suprayitno untuk membuka data rekening koran PDAM di Bank NTB. Namun Bambang menyatakan tidak bersedia memberikan data rekening tanpa persetujuan pembina PDAM selaku BUMD yaitu Bagian Ekonomi Setdakab Lotim. Taopik kembali mempertegas soal izin pembongkaran pipa milik Dinas PUPR Lotim yang dari 2 lokasi. Dia mempertegas apakah izin dari PUPR tersebut secara lisan atau tertulis. Direktur Teknik menjawab secara lisan dengan akad pinjam pakai.

Mendengar pernyataan Dirtek PDAM itu, sontak membuat Taofik Hidayat bersama anggota koalisi lainnya tercengang. Dengan tegas Taofik menyebut pihak PDAM telah bertindak secara ilegal dan tidak professional. Atas tindakan pihak PDAM ini dinyatakannya bisa berdampak terhadap pelanggaran hukum.

Setelah perdebatan semakin alot, pihak koalisi pemuda mengaku belum mendapatkan jawaban yang faktual dari pihak PDAM. Untuk itu, pihak koalisi pemuda mengambil sikap dialog dihentikan. ‘’Kami dari koalisi pemuda menyatakan menyudahi dialog ini karena kami belum mendapat jawaban yang lebih faktual. Dan kami lebih baik berpindah ke jalur lain yaitu jalur hukum,’’ tegas Taofik seraya mengajak rekan-rekannya pamit meninggalkan ruangan.

Masih di tempat yang sama, pasca koalisi pemuda Lotim meninggalkan ruangan dialog, kepada Lombokyoday.co.id, Direktur Utama PDAM mengakui bahwa segala masalah yang dipertanyakan adalah masalah yang timbul periode sebelum dirinya menjabat. Untuk itu katanya, Direksi baru ini sedang berupaya menata dan memperbaiki semua masalah tersebut baik masalah teknik maupun non teknik.

‘’Saya selaku Dirut maupun direksi yang lain semuanya baru. Kami belum setahun bekerja, tentu tidak mungkin kami bisa secepat itu bekerja. Beri kami waktu berfikir dan berbuat,’’ kata Bambang seraya mengaku berterima kasih atas kedatangan koalisi pemuda ini sebagai bentuk komitmen bersama menyukseskan visi misi Pemkab Lotim di bawah kepemimpinan SUKMA.(Sid)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *