IASMAM NTB Keluhkan Tata Kelola Objek Wisata Pantai Kura-Kura Ekas

Wisatawan domestik lebih memilih jalan kaki menuju Pantai Kura-Kura Ekas, Kabupaten Lotim.

LOMBOK TIMUR, LOMBOKTODAY.CO.ID – Catatan buruk untuk pengelolaan objek wisata Pantai Kura-Kura, Desa Ekas, Kecamatan Jerowaru, Kabupaten Lombok Timur (Lotim). Pasalnya, ratusan wisatawan domestik yang tergabung dalam Ikatan Alumni SMA Muhammadiyah Mataram (IASMAM) NTB Angkatan 1983 dan 1984 kecewa berat dengan tata kelola salah satu destinasi wisata andalan Kabupaten Lombok Timur itu.

Menurut rombongan wisatawan IASMAM yang datang dari berbagai kabupaten/kota di NTB itu menilai Pemerintah Kabupaten Lombok Timur (Pemkab Lotim) masih belum serius mengelola pariwisata. Terbukti, salah satu objek wisata bahari wilayah selatan itu masih carut marut dan mengecewakan pengunjung saat menggelar reuni di tempat tersebut, pada Sabtu (10/4).

Salah satu contoh kata sebagian besar dari rombongan yang kebanyakan background pejabat di Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB dan Kabupaten/Kota se-NTB itu menyebutkan infrastruktur jalan, terutama jalan masuk ke pantai yang sama sekali tidak bisa dilewati kendaraan besar (mobil). Padahal, retribusi dipungut di pintu masuk sebesar Rp20.000 per 1 mobil dan Rp10.000 per 1 sepeda motor.

Ironisnya, meskipun mobil tak bisa masuk, uang parkir tetap dipungut oleh sekelompok pemuda pengelola meskipun kendaraan diparkir di pinggir jalan umum bukan masuk areal pantai. ‘’Tak seberapa duit Rp20.000, namun kami nilai ini masuk pungutan liar,’’ kata salah seorang dari rombongan yang notabene salah seorang pejabat di Pemprov NTB yang tidak mau disebut identitasnya.

Selain keluhan soal jalan masuk, juga situasi di dalam areal yang terkesan carut marut, sampah berserakan, persinggahan pengunjung yang tidak memadai, apalagi dalam situasi cuaca panas dan pengunjung ramai. Jumlah berugak tidak representatif dengan volume pengunjung. Sarana toilet hanya satu, antrean pengunjung masuk toilet yang panjang terutama masuk waktu sholat.

‘’Ini preseden buruk bagi keseriusan Pemkab Lotim menggalakkan pariwisata. Katanya Lotim bagian selatan siap sebagai kawasan penyangga pariwisata menyongsong gelaran motoGP, tapi kami tidak melihat keseriusan Pemkab Lotim,’’ keluh sebagian besar dari rombongan IASMAM NTB.

Kendati demikian, para pengunjung yang sebagian besar mengaku baru pertama kali berwisata ke Kura-Kura Beach mengaku sangat terkesan dengan keindahan panorama sejauh mata memandang di kawasan tersebut. Apalagi sembari melakukan pendakian di bukit sisi timur pantai kura-kura, terlihat indah sejauh mata memandang. ‘’Kami akui keindahan pemandangan saat naik di atas bukit timur itu,’’ kata H Suwahep dan Baiq Fitriyah selaku pimpinan rombongan.

Terpisah, Kepala Desa Ekas, Ahmad Nursandi yang dikonfirmasi via WhatsApp (WA) mengaku sudah sering kali melakukan penimbunan di jalur tersebut. Namun katanya, intensitas hujan dengan curah yang tinggi menimbulkan genangan air hingga menggenangi jalan. Dalam waktu dekat, pihak desa akan membuka jalan tani. Dari pembukaan jalan tersebut akan diambilkan tanah untuk ditimbun kembali.

Terkait rencana pengaspalan, Ahmad Nursandi menyatakan sudah diprogramkan oleh Pemerintah Daerah. Untuk sementara kata kades, selama bulan puasa ini pihaknya akan menutup areal objek wisata Pantai Kura-Kura. Kesempatan selama penutupan akan dimanfaatkan kesempatan untuk menimbun.(LMK)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *