Kesalahan Managemen RS Risa Lombok Timur, Ingin Ditimpakan pada Pasien

Rumah Sakit Risa Sentra Medika Lombok Timur
Rumah Sakit Risa Sentra Medika Lombok Timur.

LOMBOK TIMUR, LOMBOKTODAY.CO.ID – Pihak RS Risa Sentra Medika Lombok Timur diduga melakukan kesalahan dalam prosedur memulangkan pasien. Anehnya, kesalahan sendiri pihak manajemen RS Risa Sentra Medika Lombok Timur ingin dibebankan ke pihak pasien. Bak peribahasa lama “buruk muka cermin dibelah”.

Kejadian dipicu oleh salah seorang pasien bernama Badiatulhasanah (42 tahun), warga asal Kampung Lendang, Desa Sepit, Kecamatan Keruak, mengalami kecelakaan tunggal di jalan jurusan Sepit – Keruak, tepatnya di Desa Mendana Raya, pada Jumat sore lalu (17/11/2023).

Tanpa pikir panjang, pihak keluarga korban yang terlihat semakin panik bergegas melarikannya ke Rumah Sakit Umum, termasuk Wartawan Lomboktoday.co.id juga ikut melihat korban sebelum dilarikan, karena secara kebetulan masih saudara sepupu dengan korban. Bahkan wartawan media ini yang menelpon suami korban yang bekerja di Bali untuk segera pulang ke Lombok.

Pasien dikawal oleh tiga orang keluarga yakni ayah dan ibu kandungnya beserta adik kandung korban bernama Nurazizah. Sasaran yang dituju adalah RSUD dr R Soedjono Selong, namun kondisi korban yang semakin kritis di perjalanan, mumpung melintas di depan RS Risa Sentra Medika, tanpa pikir panjang mobil pembawa pasien dibelokkan ke RS Risa Sentra Medika dengan maksud supaya lebih cepat penanganan.

Guna menghindari beban yang tinggi, Nurazizah (adik korban) selaku penanggung jawab pasien mencoba menyodorkan BPJS milik korban tanpa pernah tahu jika korban lakalantas tidak masuk pertanggungan BPJS kesehatan. “Saya sodorkan BPJS tapi ditolak karena pasien lakalantas,” ujar Nurazizah melalui telephone saat baru masuk RS Risa Sentra Medika kepada wartawan yang juga berdampingan rumah dengan korban.

Wartawan penulis berita ini yang mengerti prosedur berinisiatif mengurus Jasaraharja dengan tindakan awal mengurus keterangan kepolisian. Namun, saat proses keterangan kepolisian, hari kedua Nurazizah menelphone kembali mengabarkan jika pihak RS Risa Sentra Medika menerima BPJS dengan saran salah seorang petugas yang menangani pasien agar pihak keluarga pasien mengakui bahwa pasien bukan lakalantas namun jatuh dari tangga.

Penanganan pasien berjalan tanpa ada permintaan proses apapun dari pihak RS Risa, proses pengurusan Jasaraharja pun dihentikan. Konon dibantu pula oleh salah seorang Security RS Risa bernama Wawan yang mengaku sebagai keluarga dari suami Nurazizah bernama Saepul setelah Wawan bertemu Saepul di RS Risa.

Pendek cerita, seperti penuturan Nurazizah, kondisi kakaknya membaik setelah tiga orang dokter menangani selama rawat inap. Pasien diberikan tindakan pemasangan gips pada lengan yang patah. Setelah empat hari dirawat tepatnya hari Senin kemarin (20/11/2023) sekitar pukul 19.00 Wita, pasien dinyatakan boleh pulang oleh pihak RS Risa Sentra Medika.

Nurazizah mendatangi loket perawat jaga untuk menanyakan berapa yang harus dibayar. Namun salah seorang perawat menjawab bahwa pasien tidak membayar karena BPJS. Bahkan petugas tersebut langsung memberikan resep pengambilan obat di Apotik, barulah perawat masuk ke ruang pasien untuk melepas inpus dan pasienpun dibawa pulang oleh keluarga dengan kembali dijemput mobil Ambulance Desa.

Ironisnya, sudah hampir 2 jam pasien berada di rumahnya yang berjarak cukup jauh sekitar 15 km dari Kota Selong, tiba-tiba salah seorang petugas RS Risa Sentra Medika menelpon Nurazizah untuk diminta kembali ke RS Risa Sentra Medika malam itu juga. Katanya, pihak keluarga pasien belum membayar jaminan sebesar Rp7 juta dengan dalih bahwa pasien adalah terdaftar sebagai pasien umum dan harus mengurus Jasaraharja.

Namun, oleh seluruh keluarga termasuk wartawan media ini yang juga sedang berada di rumah Badiatulhasanah (pasien) ikut melarang Nurazizah di samping karena sudah larut malam dan jauh, juga pihak keluarga merasa tidak ada yang perlu harus dibayar karena pihak RS menyatakan tidak membayar. Akan tetapi pihak RS terus menelephone termasuk Security bernama Wawan itu juga ikut menelpon meminta Nurazizah kembali.

Perdebatan kedua belah pihak melalui telephone tak terelakkan. Penulispun juga ikut mengambil handphone yang dipegang Nurazizah. Kepada penulis, keduanya antara petugas yang mengaku pihak manajemen RS Risa Sentra Medika maupun si Security Wawan sama-sama mengancam tidak akan melayani pasien bernama Badiatulhasanah ketika akan datang untuk kontrol kondisi, karena pasien masih harus melakukan rawat jalan.

Selama empat hari korban dirawat tutur Nurazizah, tidak pernah ada satupun petugas RS yang meminta agar pasien membayar jaminan dimaksud. Silih berganti ketiga dokter keluar-masuk ruang inap merawat pasien tanpa kendala. Yang menjadi pertanyaan pihak keluarga, mengapa pasien sudah dipulangkan baru meminta itu dan ini.(Kml)