Waduh, Ada Pro-Kontra di Kalangan Dewan Lombok Timur Atas Rencana Pembelian Motor Pekasih

Abdul Muhid dan Ubaidillah
Abdul Muhid (kiri) dan Ubaidillah (kanan).

LOMBOK TIMUR, LOMBOKTODAY.CO.ID – Untuk merealisasikan salah satu janji politik pemerintahan pasangan Sukiman-Rumaksi (SUKMA) yakni pengadaan sepeda motor dinas untuk Pekasih, Pemkab Lombok Timur merencakan akan menganggarkan melalui APBD Perubahan 2022. Meskipun ini masih wacana, namun sudah menimbulkan pro dan kontra di kalangan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Lombok Timur (Lotim).

Pendapat bernada kontra terlontar dari Anggota Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) Ubaidillah. Kepada Lomboktoday.co.id saat ditemui di ruang fraksi pada Senin (27/6/2022), Ubaidillah menyatakan, niat Pemkab Lotim membelikan sepeda motor (SPM) untuk Pekasih bukan tidak layak, akan tetapi belum urgen, mengingat kondisi keuangan daerah yang belum pulih akibat pandemi Covid-19.

Andaikan pihak eksekutif mencantumkan dalam rancangan usulan APBD Perubahan tahun ini, anggota dewan dari Dapil I Lombok Timur itu menyatakan akan melakukan perdebatan dengan eksekuitif. Sebab katanya, masih ada yang lebih prioritas dari pada membeli motor Pekasih.

”Kita lihat nanti, kita diskusikan dengan eksekutif. Sebab, ada yang lebih skala prioritas seperti meningkatkan kualitas dan menambah jaringan irigasi terutama untuk wilayah selatan, masih banyak lahan pertanian yang masih nonteknis (tadah hujan), jika ingin meningkatkan pelayanan air pertanian,” kata Ubaidillah.

Berbeda dengan pendapat salah seorang Anggota Fraksi Persatuan Rakyat, Abdul Muhid. Dia memiliki pandangan yang justeru sangat mendukung keinginan pengadaan sepeda motor bagi para Pekasih. Bahkan, Muhid menyebut karena itu menjadi salah satu janji pemerintahan pasangan SUKMA yang tercantum sebagai bagian dari visi misi dan wajib harus dipenuhi.

Politisi Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) itu melihat, kebutuhan kendaraan bagi para Pekasih sangat perlu dan menjadi kebutuhan vital bagi Pekasih. Alasannya, dalam melayani atau urusan air bagi petani, ujung tombaknya ada pada Pekasih dan butuh gerak cepat.

Sebagai bukti kata anggota dewan Dapil II Lombok Timur itu, untuk wilayah selatan satu orang Pekasih mengurus air irigasi minimal untuk 40 hektare lahan. ”Jadi, dinamika kerja Pekasih itu selain jangkauan jauh, juga butuh waktu yang cepat,” kata Muhid yang juga Sekretaris Fraksi Persatuan Rakyat DPRD Lotim itu.

Sesungguhnya menurut hemat anggota dewan dua periode ini, keinginan pemerintahan pasangan SUMKA untuk memenuhi janji motor untuk Pekasih sebenarnya termasuk terlambat. Seyogyanya, harus sudah dipenuhi sejak tahun pertama menjabat.

Hanya saja kata dia, mengingat situasi pemerintahan SUKMA sejak dilantik langsung dihadapkan dengan bencana alam gempa bumi dan banjir, menyusul bencana non alam Covid-19 yang kini belum pulih. Tapi, yang pasti bagi politisi background lawyer itu tetap menyatakan sudah menjadi hak Pekasih karena ada janji tanpa pernah diminta.(Kml)

Response (1)

  1. Harus dipenuhi…dan sangat urgen mengingat kebutuhan air untuk Petani harus cepat di jemput oleh para Petugas dalam hal ini Pekasih.Ketahuilah bahwa Pekasih ini bekerja tak kenal malam menyambang air dg nyanggre.
    Nyanggre ini pekerjaan menjemput air ke hulu dg cepat dan mengaganya sampai ke hilir agar air itu TDK diganggu oleh yg tidak berhak mempergunakannya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *