Air Mata Ustadz Sumayadi, Sang Guru Tahfiz di Desa Ketangge Jeraeng

Ratusan hafiz/hafizah santri LKSA Nurul Ishlah yang mengikuti wisuda.
Ratusan hafiz/hafizah santri LKSA Nurul Ishlah yang mengikuti wisuda.

Oleh: Lalu M Kamil AB |

LOTIM, LOMBOKTODAY.CO.ID – Dengan suara tertatih-tatih, teriring deraian air mata yang tak mampu ditahan oleh seorang voluntir Islam di Desa Ketangge Jeraeng, Kecamatan Keruak, Kabupaten Lombok Timur, saat menuturkan duka serta pahitnya perjuangan merintis sebuah lembaga tahfizulqur’an di kampungnya. Dialah Ustadz Sumayadi, sosok pria muda sederhana namun berdedikasi ini adalah alumni lembaga tahfiz Islahuddin Kediri, Kabupaten Lombok Barat.

Pribadi yang lemah lembut ini menuturkan kepada Lomboktoday.co.id, Rabu (25/12), di mushalla tempatnya mendidik tahfiz ratusan santrinya perihal sejarah mendirikan lembaga tahfiz yang diasuhnya berdua dengan istrinya usai mewisuda 100 orang santrinya yang terdiri dari hafiz/hafizah 1 juz hingga 25 juz.

Dituturkan, berbekal materi seadanya dan tempat yang sangat darurat, Ustaz Sumayadi tahun 2014 lalu mulai merintis sebuah lembaga yakni Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) yang diberi nama LKSA Nurul Ishlah. Awalnya, Sumayadi mengasuh sekitar belasan santri yang berasal dari anak-anak sekitar kampungnya.

Ketua pengasuh lembaga tahfiz LKSA Nurul Islah Ketangge Jeraeng, Ustad Sumayadi, sedang mengusap air mata karena terharu.

‘’Didorong oleh rasa keprihatinan dan kepedulian atas banyaknya anak-anak yang belum bisa baca Al-Qur’an, saya berkeyakinan suatu saat nanti apa yang saya tekuni ini atas Ridho Illahi akan berkembang meskipun kami hanya menempati sebuah mushalla tua dan berada di lorong sempit yang terkesan darurat ini,’’ kata Sumayadi sembari telapak tangannya mengusap air mata yang semakin membasahi pipinya mengenang pahitnya perjuangan ini.

Meskipun secara materi, Ustaz Sumayadi tidak mendapatkan keutungan apa-apa. Namun perjuangan yang pahit tersebut mulai terbayar dengan kebahagian bathin. Baru berjalan 2 tahun, lembaganya ini mulai terdengar di telinga masyarakat luar bahwa di sebuah lorong sempit dan gang buntu di Desa Ketangge Jeraeng, ada sebuah lembaga tahfiz yang cukup berkualitas. Terbukti katanya, sejak tahun ke-2, mulai ada santri baru dari luar desanya, bahkan dari luar Kecamatan Keruak hingga dari luar Kabupaten Lotim, termasuk dari pulau Sumbawa.

‘’Seiring perjalanan waktu, lembaga tahfiz ini semakin mendapat respont positif dari para wali santri. Yakni banyak wali santri langsung menjadi donatur ikut mem-backup sehingga kami bisa sedikit merenovasi mushalla tua ini sehingga bisa menjadi seperti ini walaupun tempatnya kurang representatif,’’ ujarnya.

Hari ini, Rabu (25/12), bertepatan dengan ummat Kristiani merayakan Natal, air mata bahagia campur haru, Ustadz Sumayadi terkuras karena hari ini lembaganya menggelar wisuda ke-2 para santrinya.

Dengan meminjam tempat di aula kantor Desa Ketangge Jeraeng, LKSA Nurul Ishlah mewisuda 100 orang hafiz/hafizah. ‘’Seluruh kepanitiaan seremoni wisuda ini dibantu sepenuhnya oleh para wali santri dengan biaya seluruhnya ditanggung atas urunan para wali santri,’’ kata Ali Sadikin, salah seorang panitia sekaligus wali yang berasal dari Desa Sepit, Kecamatan Keruak.

Acara wisuda terlihat berjalan meriah dan hidmat karena dihadiri oleh Camat Keruak, Kamarudin; wakil dari Koramil Keruak; wakil dari Polsek Keruak; Kades Ketangge, M Zaini; salah seorang anggota DPRD Lotim Dapil 2, Abdul Muhid; dan sejumlah tokoh agama dan tokoh masyarakat.

Dikabarkan, sesungguhnya panitia mengundang Bupati Lombok Timur, HM Sukiman Azmy. Namun seperti disampaikan oleh camat dalam sambutannya, Bupati Sukiman sedang berada di Jakarta, sehingga hanya sekadar titip salam melalui Camat.(Sid)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *