Hina Gubernur NTB di Medsos, Rektorat UIN Mataram Tertibkan Mahasiswa Provokator

Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan UIN Mataram, Dr Hj Nurul Yaqin, M.Pd.
Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan UIN Mataram, Dr Hj Nurul Yaqin, M.Pd.

Oleh: Abdul Rasyid Z. |

MATARAM, LOMBOKTODAY.CO.ID – Kalangan civitas akademika Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram bereaksi terhadap ulah mahasiswa yang cenderung melakukan ujaran kebencian dan provokasi di media sosial (Medsos) dalam setiap menyampaikan pendapat. Akun-akun mengatasnamakan mahasiswa UIN dan organisasi ekstra kampus, namun mengangkat konten sara, penghinaan serta ujaran kebencian terhadap pejabat pemerintah, menjadi perhatian serius kampus.

‘’Sebagai mahasiswa Islam harusnya tabayyun (klarifikasi) sebelum berucap, dan mengutamakan prasangka baik. Mengkritisi dengan data dan kajian terukur,’’ kata Wakil Rektor (Warek) III Bidang Kemahasiswaan UIN Mataram, Dr Hj Nurul Yaqin, M.Pd, kepada pers, Rabu (12/2).

Inilah akun medsos yang belakangan diketahui mahasiswa UIN Mataram dan kader organisasi mahasiswa ekstra kampus HMI, yang diduga menghina dan melakukan ujaran kebencian terhadap Gubernur NTB, H Zulkieflimansyah.

Nurul menegaskan, sebagai insan akademis, mahasiswa wajib mengkritisi dan memberikan masukan karena bagian dari kontrol sosial terhadap pemerintah. Kampus tidak pernah melarang itu, asalkan sesuai dengan kaidah, tata cara dan kajian serta kepentingan umum dan sesuai ciri insan akademis. Bukan malah memprovokasi, melakukan ujaran kebencian dan menyebarkan fitnah yang belum jelas data, tolak ukur dan dasar faktual. Ini menurutnya menjadi perhatian kampus. ‘’Jadi, kita akan membina mahasiswa ini dan menyerukan penolakan terhadap sikap dan aktifitas mahasiswa yang melanggar aturan dan hokum,’’ ujarnya.

Nurul memberikan penjelasan soal ini, setelah melihat dan mengamati status di akun atas nama Rizal Mukhlis yang diketahui aktivis HMI Badco dan Mahasiswa UIN, serta akun-akun lainnya. Meski demikian,  Nurul tengah memastikan kembali apakah mahasiswa atas nama foto dan akun tersebut benar-benar mahasiswa UIN Mataram. ‘’Saya akan cek dan memanggil mahasiswa ini jika benar, kita bina dan mediasi agar tidak melakukan upaya melanggar hukum serta etika moral dan sosial. Intinya kita segera respons ini,’’ katanya.

Nurul berpendapat, ujaran kebencian kerap dilayangkan kepada Gubernur NTB, H Zulkieflimansyah oleh akun-akun mengatasnamakan mahasiswa dan kader organisasi ekstra kampus memang menjadi perhatian kampus sendiri. ‘’Menurut saya, Gubernur NTB adalah sosok yang humble. Bang Zul memang kerap kali menghadiri acara di UIN Mataram. Beliau terbuka dan praktisi juga. Jadi, saya heran jika ujaran kebencian dialamatkan terhadap Pak Doktor Zul,’’ ujarnya.

Masri Aprian, Pimpinan Umum Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Ro’yuna UIN Mataram juga menolak aktifitas mahasiswa yang jauh dari ajaran kampus. Ia merasa aksi mahasiswa yang melakukan ujaran kebencian dan fitnah di medsos itu, justru merugikan citra kampus. ‘’Insan akademis itu harus memiliki kosa kata yang pantas dan tidak menjerumuskan informasi ke hal-hal yang fiktif dan di luar kepentingan umum. Apalagi mengumbar sensifitas pribadi dan kelompok yang negative,’’ katanya.

Sementara itu, Ketua Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Cabang Sumbawa Barat, Hardoni Odon mengutuk keras sikap aktivis ekstra kampus yang mengaku kader organisasi dan mahasiswa, namun sikapnya justru bertentangan dengan etika dan standar pemikiran akademis. ‘’Kita menolak segala bentuk praktik negatif menyampaikan pendapat di muka umum yang melanggar hukum, etika dan moral. Memfitnah orang dan pejabat publik tidak dengan dasar dan kajian. Seolah memframing dan membunuh karakter pejabat tanpa dasar,’’ kata Hardoni.

Atas nama kader IMM, ia meminta Polda NTB melakukan penelusuran dan penegakkan hukum atas akun-akun yang menyebar hoax, fitnah dan ujaran kebencian. Apalagi mengaku-ngaku mahasiswa. ‘’Polisi harus mencegah ini dan menindak tegas secara hukum jika mahasiswa dan organisasi ekstra kampus yang justru menjadi biang provokasi dan intimidasi. Kita menolak keras ini. Polri dan kampus serta kita semua wajib meluruskan dan menangkal ini,’’ ujarnya.(Sid)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *