Bupati Sukiman: Hingga September, Positif Covid-19 Bisa Tembus 400 Lebih

Bupati Sukiman Azmy (peci hitam) didampingi Sekda H. M. Juani Taofik (2 dari kiri) serta Kapolres (kanan) dan Kasdim (kiri).
Bupati Sukiman Azmy (peci hitam) didampingi Sekda H. M. Juani Taofik (2 dari kiri) serta Kapolres (kanan) dan Kasdim (kiri).

Oleh: Lalu M Kamil AB |

LOTIM, LOMBOKTODAY.CO.ID – Bupati Lombok Timur (Lotim), HM Sukiman Azmy mengingatkan, pada akhir Juni ini jumlah kasus positif Covid-19 di Lotim diprediksi mencapai 119. Pada akhir Juli dapat mencapai 181 dan September jumlahnya akan berkembang menjadi 428 kasus positif jika tidak dilakukan intervensi dan pengendalian kasus. Karenanya, menurut Bupati, masyarakat harus dipaksa untuk mengikuti ketentuan dan protokol pencegahan penularan Covid-19.

Sinyalemen itu diungkap Bupati Lotim, HM Sukiman Azmy sebagai salah satu fointer arahannya saat memimpin rapat evaluasi pembukaan destinasi wisata sekaligus membahas persiapan lomba kampung sehat, di ruang rapat utama 1 Kantor Bupati, Rabu (24/6).

Menurutnya, sosialisasi dan edukasi sudah dilakukan sehingga perlu dilakukan tindakan represif dengan memberikan hukuman bagi masyarakat yang melakukan pelanggaran protokol Covid-19, terutama menggunakan masker saat berada di kerumuman.

Bupati meminta forum menetapkan sanksi yang akan diberikan kepada masyarakat yang melakukan pelanggaran untuk memberikan efek jera.

Seperti diketahui saat dibukanya lokasi wisata, antusiasme warga menyebabkan membludaknya pengunjung dan menciptakan kerumunan di Sembalun yang mengabaikan protokol kesehatan, padahal kemampuan petugas terbatas.

Terkait hal tersebut, Bupati memutuskan adanya rest area di Sapit dan atau di Kokok Putek sebagai pintu masuk untuk pemeriksaan warga yang akan masuk ke Sembalun.

Sementara itu, Dinas Pariwisata memastikan telah menyampaikan SOP pencegahan Penularan Covid-19 kepada pengusaha wisata di kawasan Sembalun untuk diterapkan. Destinasi yang dikelola secara khusus, umumnya dapat menerapkan protokol Covid-19 dengan baik.

Rapat tersebut membahas pula isu di luar Covid-19 seperti rencana pemisahan kembar siam asal Desa Jurit Selatan. Menurut Bupati, pemisahan bayi kembar siam yang membutuhkan dana tak kurang dari Rp2,5 miliar tersebut, sebagian telah disiapkan oleh Pemerintah Daerah dan Baznas Lotim. Akan tetapi, ia meminta agar seluruh elemen masyarakat dapat bergotong royong membantu meringankan beban keluarga kembar siam yang kini telah berusia lebih dari satu tahun tersebut.

Sekretaris Daerah (Sekda) Lotim, HM Juaini Taofik memastikan Korpri sebagai organisasi Pegawai Negeri Sipil akan menjadi leader dalam pengumpulan dana bantuan tersebut dengan melibatkan organiasi profesi lainnya.

Sedangkan pembahasan lomba Kampung Sehat Nurut Tatanan Baru yang digagas Polda NTB ini dimaksudkan merangsang desa secara mandiri menggerakkan potensinya agar kurva covid-19 menurun. Kampung sehat diharapkan menjadi kultur di masyarakat NTB sehingga tidak ada masyarakat yang tidak dapat makan, aktivitas perekonomian kembali menggeliat disertai protokol kesehatan, menurunnya angka kejahatan, dan berujung pada masyarakat desa yang harmoni.

Desa yang akan mengikuti kegiatan ini sebelumnya akan diberi pembekalan melalui pelatihan oleh Dinas Kesehatan Lombok Timur. Pelatih akan dilakukan terkait penerapan protokol Covid-19 di kampung sehat, termasuk keberadaan ruang isolasi mandiri desa.

Dinas Kesehatan Kabupaten Lotim saat ini sudah menerapkan isolasi mandiri. Di mana, 74 PDP melakukan isolasi mandiri dengan standar dari Departemen Kesehatan RI dan WHO.

Selain membahas persiapan lomba Kampung Sehat Nurut Tatanan Baru, acara yang dihadiri Bupati Lombok Timur, Wakapolres Lotim, Kasdim 1615/Lombok Timur, Sekda Lotim, dan Camat serta Pimpinan OPD terkait, rapat yang berlangsung di Rupatama 1 Kantor Bupati ini juga membahas evaluasi penerapan menuju normal baru, seperti membuka destinasi wisata dan sejumlah isu lainnya.

Bupati juga sempat menyinggung soal mengintenkan koordinasi untuk pemulangan Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Lombok Timur yang saat ini masih tertahan di sejumlah daerah, baik karena alasan covid-19 maupun yang dideportasi.(Sid)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *